The Glory: Balas Dendam Terniat
![]() |
Suara.com |
Penulis: Thiara
Editor: Fatio Nurul Efendi
Cangkeman.net - Di kalangan pecintanya, drama Korea selalu menghadirkan kejutan-kejutan yang tidak pernah terduga. Selain terkenal dengan pembawaan alur yang sempurna, tokoh K-Drama selalu memiliki karakter yang kuat; salah satunya drama berjudul The Glory.
Beberapa bulan kemarin, drama The Glory berhasil menjadi buah bibir di kalangan penggemar K-Drama. Drama yang berisikan tentang balas dendam ini dibintangi oleh aktris legendaris Song Hye Kyo sebagai pemeran utama.
Cangkeman.net - Di kalangan pecintanya, drama Korea selalu menghadirkan kejutan-kejutan yang tidak pernah terduga. Selain terkenal dengan pembawaan alur yang sempurna, tokoh K-Drama selalu memiliki karakter yang kuat; salah satunya drama berjudul The Glory.
Beberapa bulan kemarin, drama The Glory berhasil menjadi buah bibir di kalangan penggemar K-Drama. Drama yang berisikan tentang balas dendam ini dibintangi oleh aktris legendaris Song Hye Kyo sebagai pemeran utama.
Lalu, apa hebatnya drama aksi balas dendam?
Emang sih, beberapa drama Korea banyak yang mengangkat tema balas dendam dalam ceritanya. Namun, drama kali ini muncul dengan teka-teki yang panjang dan cukup rumit. Alur yang membawa penonton haus akan balasan yang tak kunjung tuntas.
The Glory merupakan perjalanan panjang Moon Dong Eun (Song Hye Kyo) dalam mencapai mimpinya. Semua mimpi itu berawal dari pembullyan keji yang ia alami selama masa sekolah.
Jangan beranjak dulu! Meski terbilang klise, The Glory memiliki magnet yang membuat penonton mau tidak mau dibuat penasaran. Di pembukaan film, kamu sudah disuguhkan dengan nuansanya yang kelam seolah tak bernyawa. Ini metafora yang saya gunakan sebab penokohan yang kuat dalam diri tokoh utamanya.
Sempat bermimpi menjadi arsitek, Dong Eun yang penuh luka tiba-tiba berubah haluan. Di hari ia memutuskan pindah sekolah, secara lantang ia menyatakan bahwa mimpinya kini tertuju pada Park Yeon Jin; sosok yang menjadikannya objek kegabutan.
Kok kegabutan? Sebab aksi bullying yang dilakukan para pelaku benar-benar gila dan di luar nalar. Perundungan ini juga disebut-sebut sebagai hair curler bullying, di mana pelaku menempelkan pengeriting rambut ke kulit korban hanya untuk mengecek tingkat kepanasannya. Fyi, tragedi ini sungguh pernah terjadi di salah satu sekolah putri di Korea.
Balik lagi ke inti cerita, sejak hari kepindahannya, belasan tahun Dong Eun habiskan dengan merangkak dan menyusun strategi seorang diri. Ia merancang semuanya tanpa bantuan siapapun, bahkan sang ibu yang justru ia anggap sebagai bagian dari pelaku.
Song Hye Kyo patut mendapat penghargaan atas aktingnya yang luar biasa. Para haters sampai ada yang menyebut ia berwajah tua. Karena demi mendalami peran, aktris cantik itu sengaja menurunkan berat badan dan tampil dengan wajah penuh derita.
Dalam setiap episodenya, Dong Eun hampir tidak pernah tersenyum. Ia selalu memiliki ekspresi yang sama, raut yang menggambarkan bahwa hidupnya terlanjur hancur. Sorot mata gadis itu seolah menyiratkan api yang berasal dari luka bakar di sekujur tubuhnya. Seakan Dong Eun siap membawa para pelaku pergi bersamanya ke neraka.
Ada salah satu dialog yang menjadi favorit saya dalam The Glory, kurang lebih seperti ini:
"Meski ingin, aku menahan diri untuk tertawa,"
"Mengapa?"
"Jika mulai tertawa, aku takut melupakan tujuanku (balas dendam),"
Saya sebagai penonton tercengang dengan jawaban yang sebelumnya tidak terpecahkan. Artinya, dibalik traumatis dan mimpi buruk yang menyiksanya, masih ada secuil kesenangan yang membuat Dong Eun terhibur. Tetapi ia memilih untuk mengubur kebahagiaan itu.
Yang patut diacungi jempol adalah cara Dong Eun membalaskan dendamnya. Ia beraksi secara terang-terangan tanpa disadari siapapun. Langkahnya kokoh dan berani meski para pelaku bullying masih mencoba mengintimidasi. Sebaliknya, ekspresi dan gelagat Dong Eung yang tenang membuat Yeon Jin dkk. dilanda ketakutan.
Separuh hidup yang dihabiskan Dong Eun untuk balas dendam tidak sia-sia. Menciptakan ketakutan pada para pelaku adalah titik awal Dong Eun mencapai tujuannya, perjalanan masih panjang.
Terakhir, meski memiliki alur maju mundur dan sedikit memutar otak, hebatnya, semua dikemas secara sempurna diikuti petunjuk-petunjuk yang tersirat. Oh iya, drama yang terbagi menjadi 2 season ini udah tamat, ya. Jadi, tertarik nonton juga?
Emang sih, beberapa drama Korea banyak yang mengangkat tema balas dendam dalam ceritanya. Namun, drama kali ini muncul dengan teka-teki yang panjang dan cukup rumit. Alur yang membawa penonton haus akan balasan yang tak kunjung tuntas.
The Glory merupakan perjalanan panjang Moon Dong Eun (Song Hye Kyo) dalam mencapai mimpinya. Semua mimpi itu berawal dari pembullyan keji yang ia alami selama masa sekolah.
Jangan beranjak dulu! Meski terbilang klise, The Glory memiliki magnet yang membuat penonton mau tidak mau dibuat penasaran. Di pembukaan film, kamu sudah disuguhkan dengan nuansanya yang kelam seolah tak bernyawa. Ini metafora yang saya gunakan sebab penokohan yang kuat dalam diri tokoh utamanya.
Sempat bermimpi menjadi arsitek, Dong Eun yang penuh luka tiba-tiba berubah haluan. Di hari ia memutuskan pindah sekolah, secara lantang ia menyatakan bahwa mimpinya kini tertuju pada Park Yeon Jin; sosok yang menjadikannya objek kegabutan.
Kok kegabutan? Sebab aksi bullying yang dilakukan para pelaku benar-benar gila dan di luar nalar. Perundungan ini juga disebut-sebut sebagai hair curler bullying, di mana pelaku menempelkan pengeriting rambut ke kulit korban hanya untuk mengecek tingkat kepanasannya. Fyi, tragedi ini sungguh pernah terjadi di salah satu sekolah putri di Korea.
Balik lagi ke inti cerita, sejak hari kepindahannya, belasan tahun Dong Eun habiskan dengan merangkak dan menyusun strategi seorang diri. Ia merancang semuanya tanpa bantuan siapapun, bahkan sang ibu yang justru ia anggap sebagai bagian dari pelaku.
Song Hye Kyo patut mendapat penghargaan atas aktingnya yang luar biasa. Para haters sampai ada yang menyebut ia berwajah tua. Karena demi mendalami peran, aktris cantik itu sengaja menurunkan berat badan dan tampil dengan wajah penuh derita.
Dalam setiap episodenya, Dong Eun hampir tidak pernah tersenyum. Ia selalu memiliki ekspresi yang sama, raut yang menggambarkan bahwa hidupnya terlanjur hancur. Sorot mata gadis itu seolah menyiratkan api yang berasal dari luka bakar di sekujur tubuhnya. Seakan Dong Eun siap membawa para pelaku pergi bersamanya ke neraka.
Ada salah satu dialog yang menjadi favorit saya dalam The Glory, kurang lebih seperti ini:
"Meski ingin, aku menahan diri untuk tertawa,"
"Mengapa?"
"Jika mulai tertawa, aku takut melupakan tujuanku (balas dendam),"
Saya sebagai penonton tercengang dengan jawaban yang sebelumnya tidak terpecahkan. Artinya, dibalik traumatis dan mimpi buruk yang menyiksanya, masih ada secuil kesenangan yang membuat Dong Eun terhibur. Tetapi ia memilih untuk mengubur kebahagiaan itu.
Yang patut diacungi jempol adalah cara Dong Eun membalaskan dendamnya. Ia beraksi secara terang-terangan tanpa disadari siapapun. Langkahnya kokoh dan berani meski para pelaku bullying masih mencoba mengintimidasi. Sebaliknya, ekspresi dan gelagat Dong Eung yang tenang membuat Yeon Jin dkk. dilanda ketakutan.
Separuh hidup yang dihabiskan Dong Eun untuk balas dendam tidak sia-sia. Menciptakan ketakutan pada para pelaku adalah titik awal Dong Eun mencapai tujuannya, perjalanan masih panjang.
Terakhir, meski memiliki alur maju mundur dan sedikit memutar otak, hebatnya, semua dikemas secara sempurna diikuti petunjuk-petunjuk yang tersirat. Oh iya, drama yang terbagi menjadi 2 season ini udah tamat, ya. Jadi, tertarik nonton juga?

Posting Komentar