Ini Pesan Buat si Tukang Body Shaming!


Penulis:    Kharirus Saidiyah el Firda
Editor:      Thiara

Cangkeman.net - Gimana sih, ekspresi kalian pas ditanya hal yang gak disukai? Gimana reaksi kalian pas ada yang kasih pertanyaan menyakitkan? Ada yang bilang cuekin, jawab santai aja, tanya balik aja, ada juga yang lebih menyuruh diam ketimbang membalas balik nyakitin. Semua yang kalian pilih lakukan itu wajar, teman. Seseorang tidak bisa bersikap sama dengan orang lain. Tapi kira-kira, pertanyaan apa yang membuat kalian sakit rasanya?

Ada di sini yang masih ngalamin body shaming? Ya, emang bukan hal baru sih, tapi … bukan berarti kita harus terbiasa hingga akhirnya menjadi korban dan menahan diri. Tidak peduli laki-laki atau perempuan, dewasa atau remaja, pekerja atau ibu rumah tangga, semua kena. Wahai kalian yang dengan enteng mengolah lidah hingga muncul kata-kata "Wah … gendutan ya, sekarang?" yang lebih nyakitin lagi pas ada yang bilang “Eh, jangan gendut-gendut lho, nanti susah ini itu … bla … bla!”. Mau kalian pakai ekspresi senyum sekalipun, tetap aja menyakitkan bagi yang sedang mengalami krisis percaya diri.

Mereka yang di luar sana sedang mengalami perubahan bentuk fisik menjadi gendut, mendengar kalimat ringan aja rasanya toxic bukan main. Ya, siapa juga sih yang gak pengen punya tubuh ideal, badan langsing, kulit putih, tinggi semampai, mata lentik, bibir seksi? Sejuta penggambaran standar kecantikan di Indonesia oleh para kaum adam. Ini kenyataan lho, bukan lagi bahas tentang "cantik relatif".

Kalian yang seneng banget ngomong toxic gitu, pernah gak sedikit aja mikirin perasaan orang lain? Yang jawab, "itu buat pemanis basa-basi pas ketemu orang," hallo ... gak ada kata lain? Pliss .. itu toxic, bukan pemanis. Mending gak usah nyapa aja sekalian, biar gak bikin sakit hati.

Acara reuni, kumpul-kumpul, hangout, eh malah dapat sapaan gini kan jadi males banget buat ikutan. Nanti kalau menghindar pas diajak ngumpul, dibilang sombong lah, unsos lah, hemmm capek rasanya. Ini yang disebut merusak suasana pertemuan dan ikatan pertemanan.

Ya, kalau kalian ngerasa risih temenan sama yang body-nya gak "aduhai", ya gak usah temenan, cari temen aja yang sefrekuensi. Emang berteman itu tujuannya jadi geng? Kontes kecantikan? Pamer paras? Atau apa, sih? Makna pertemanan tulus udah pudar, cuma di dongeng belaka.

Yang pernah mencoba menenangkan, “Ya udah lah, biarin aja, yang penting sehat," atau "Ya udah lah, emang bawaan gen keluarga gitu.” Hey, please ini bullshit doang! Ini mah ucapannya lebih ke-fake, ya. Kesel bener kalau ada yang kayak gini, peran Cinderella hati buaya. Sama sekali bukan kalimat yang membantu.

Sebelum kalian ngomongin orang yang bertambah gendut, tenang aja, yang punya badan juga pasti sudah sadar, kok. Mereka lebih tau, jadi gak usah capek-capek ngingetin ... biarin aja, toh mereka yang punya badan. Kalau dia lebih enjoy, gimana? Dari pada yang kurus tapi penyakitan.

Stop! jangan ucapkan kata-kata toxic lagi mulai sekarang. Mau ketemu sama siapapun, kalau lidah gak tahan pengen mencibir, please ... tahan aja di dalam hatimu sendiri. Tata lagi kata-kata ke orang, salah-salah bukannya bikin hubungan makin asik, malah jadi pelik. Gak mau kan kehilangan orang-orang yang kita sayang hanya karena kita tidak mampu mengendalikan lidah?

Udah deh, percaya aja mereka pasti sedang berusaha diet, cuman gak bisa instan aja. Mau pake obat herbal pil, tindakan medis, semua pasti ada waktunya. Mie instan aja masih ada proses rebus, apa lagi ini yang lagi nge-program body. Jadi, dukung aja mereka dengan tidak memberikan kata-kata toxic.

Kalau dia sahabat baik, keluarga, atau pasangan, pasti akan berusaha full support system, deh. Syukur-syukur ada yang bisa nerima apa adanya, kalau iya ada yang gini, fix jagain jangan sampai lepas.

Wahai para penyinyir di luar sana, kalau kalian memang berusaha tulus mencoba memberikan saran, dukungan, dan semacamnya, please … please … banget sampaikan dengan cara baik-baik yang gak menyakiti hati. Jadilah orang yang menyenangkan, menenangkan, dan menentramkan dengan siapapun yang sedang ada bersamamu. Baik dalam bersikap, bijak dalam berbicara, maka akan banyak kebaikan yang menghampiri. Setelah baca ini, stop body shaming!


Kharirus Saidiyah el Firda

Wanita Matahari_Berkarya Bukan Bergaya