Jaran Ebeg, Pertunjukan yang Bikin Anak-Anak di Desa Saya Membolos Madrasah Diniyah

Wikipedia

Penulis:        Malik Ibnu Zaman
Editor:          Asri Candra Wanodya

Cangkeman.net - Biasanya jika ada hajatan khitan (sunat) di desa saya, juga diadakan pertunjukan jaran ebeg. Setahu saya untuk mengadakan pertunjukan jaran ebeg, pemilik hajatan khitan harus merogoh uang 3 juta.

Menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi yang dikhitan manakala bisa mengadakan pertunjukan jaran ebeg, karena di sekolah pasti akan dielu-elukan oleh teman-temannya. Maka dari itu saya sering melihat anak-anak di desa saya merengek, meminta agar ketika dikhitan nanti mengadakan pertunjukan jaran ebeg.

Pertunjukan jaran ebeg diadakan dari jam 2 siang sampai jam 4 sore dengan berkeliling desa diawali dari pertelon (pertigaan jalan raya di desa saya) hingga rumah pemilik hajatan. Nah, barisan pertama jaran ebeg, barisan kedua drumband, barisan ketiga pengantin sunat, barisan keempat angklung.

Animo masyarakat di desa saya sangat luar biasa ketika ada pertunjukan jaran ebeg. Mereka akan berbondong-bondong keluar rumah untuk menyaksikannya, baik tua atau muda, baik laki-laki atau perempuan. Tanpa woro-woro dari pemilik hajatan info terkait adanya pertunjukan jaran ebeg sudah diketahui beberapa hari sebelum pertunjukan. Info tersebut menyebar dengan cepat dari satu mulut ke mulut lainnya.

Para remaja laki-laki meledek dengan menggunakan baju merah, berdiri di depan jaran ebeg agar dikejar-kejar. Biasanya yang penakut hanya melihat dari samping jalan atau dari teras rumah. Karena tempat tersebut biasanya yang teraman, jaran ebeg juga tidak jarang mengejar mereka yang melihat dari samping jalan atau dari teras rumah.

Karena diadakannya di waktu sekolah sore (madrasah diniyah) maka banyak yang membolos sekolah. Ketika saya duduk di kelas 1 madrasah diniyah cuman beberapa orang saja yang membolos. Sementara di kelas atasnya banyak sekali yang membolos. Bahkan kelas 6 cuman hanya ada satu orang doang yang tidak ikut membolos.

Ketika saya madrasah diniyah dari kelas 1 hingga saya lulus kelas 6, pertunjukan jaran ebeg tidak pernah diadakan di waktu libur yaitu di hari Jumat. Berbeda dengan madrasah diniyah yang lain, madrasah diniyah tempat saya sekolah, ketika ada jaran ebeg tetap diadakan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Meskipun yang hadir cuman satu orang doang.

Dari saya kelas 1 madrasah diniyah sampai lulus yaitu kelas 6 madrasah diniyah, saya tidak pernah menonton pertunjukan jaran ebeg. Jadi saya tidak pernah membolos madrasah diniyah. Gara-gara saya tidak pernah menonton jaran ebeg, saya dianggap penakut oleh teman-teman saya, dikatain pengecut.

"Malik itu pengecut, masa sama jaran ebeg saja takut. Dari kelas 1 sampai kelas 4 tidak pernah nonton jaran ebeg, dasar pengecut," ujar Hadi kawan saya ketika duduk di bangku kelas 4 madrasah diniyah. Saya pun hanya diam, tidak mempedulikannya. Dalam hati saya mengatakan "Awas nanti tunggu saja pembalasanku."

Akhirnya pembalasan yang ditunggu-ditunggu tiba, waktu itu pertunjukan jaran ebeg di hari Rabu. Di kelas 4 yang hadir cuman 3 orang doang, sisanya membolos. Pelajaran pun berlangsung seperti biasanya, sebelum pulang saya mengusulkan agar hafalan nadzom dipercepat besok, dan usul saya disetujui. Kemudian saya melobi 2 teman saya agar tidak memberitahukan yang lain, mereka pun setuju.

Keesokan harinya mereka yang membolos tentu saja kaget ketika mengetahui ada hafalan. Hadi yang dipanggil pertama begitu panik, wajahnya penuh keringat sebesar biji jagung, bajunya basah kuyup. Melihat hal tersebut saya berusaha menahan tawa, dalam hati saya berkata "Rasain." Mereka yang membolos karena menonton jaran ebeg pun mendapatkan wejangan.

Setelah saya lulus madrasah diniyah barulah saya menonton jaran ebeg. Kalau sekarang pertunjukan jaran ebeg banyak diadakan di hari Jumat yang merupakan hari libur madrasah diniyah, jamnya masih sama jam 2 sore sampai jam 4 sore Meskipun masih ada juga yang mengadakan di hari lain.

Malik Ibnu Zaman

Penulis lepas. Dapat ditemui di Instagram @malik_ibnu_zaman