Begini Rasanya Ikut BEM Kampus yang Katanya Tidak Lebih Dari Sekadar Event Organizer Saja!

CNN

Penulis:            Muhamad Irfan Kusbiantoro
Editor:              Asri Candra Wanodya

Cangkeman.net - Salah satu hal menarik yang berkembang di kalangan mahasiswa adalah keberadaan Badan Eksekutif Mahasiswa atau sering disingkat BEM. Lembaga ini berfungsi sebagai wadah bagi mahasiswa untuk melatih kemampuan dalam berbagai hal termasuk skills kepemimpinan, public speaking, manajemen organisasi, dan kemampuan lainnya. BEM umumnya akan memiliki banyak program kerja alias proker yang diawasi oleh lembaga legislatif tiap tingkatannya. Program kerja inilah sebagai bentuk ujung tombak yang menentukan eksistensi BEM bagi mahasiswa yang saat itu menjadi anggotanya.

Menurut saya hal menarik yang berkembang di kalangan mahasiswa adalah pernyataan bahwa BEM hanyalah sebatas EO (Event Organizer) yang kerjanya hanya mengadakan berbagai event untuk menunjukkan eksistensi dari tiap angkatan saja. Event lagi dan lagi, mereka hanya sibuk rapat dan rapat, ditambah embel-embel aneh dalam pamflet oprec “jodoh jika beruntung”, katanya. Hal ini umumnya mmembua mahasiswa berpendapat bahwa BEM seharusnya lebih fokus dalam melayani mahasiswa, entah membuat program pengembangan skills atau penyelesaian berbagai permasalahan mahasiswa.

Sebelum membahas BEM sebagai EO (Event Organizer), ada beberapa persepsi yang harus diluruskan. Walau namanya mengandung kata “eksekutif”, BEM bukanlah lembaga layaknya pemerintah dalam sistem trias politica. Akan sangat tidak tepat jika menyamakan BEM dengan pemerintah suatu negara. Hal tersebut dikarenakan beberapa hal yang tidak dimiliki oleh BEM.

Pengurus BEM sendiri juga mahasiswa aktif yang mengikuti perkuliahan, nggak cuma fokus pada BEM saja saudara!. Terlebih dengan banyaknya tugas perkuliahan ataupun tugas dari keluarga, maupun calon mertua. Walaupun demikian mereka mampu meluangkan waktunya untuk berpikir, bekerja keras mengadakan program kerja yang tujuannya memberikan manfaat bagi kalian mahasiswa. Kebanyakan orang yang mengatakan bahwa BEM sebatas EO (Event Organizer) adalah mereka yang tidak pernah merasakan menjadi pengurus BEM ataupun mereka yang pernah menjadi pengurus BEM, namun kurang aktif atau kurang memahami peran kerja BEM secara komprehensif.

Pernyataan mengenai BEM hanya sebagai EO (Event Organizer) seolah memang terkesan negatif. Namun jika kita cermati, stempel EO (Event Organizer) itu ternyata tidak sepenuhnya salah. Dengan catatan event yang diadakan oleh BEM bukanlah sebatas event ceremonial seperti event perayaan ulang tahun organisasi atau event penyambutan hari besar dengan berpesta. Jika kalian amati event yang diadakan oleh BEM justru memiliki tujuan memberi kebermanfaatan bagi mahasiswa dalam mengembangkan skills mereka. Sebagai contoh adalah event seminar beasiswa, diskusi publik, kuliah umum, olimpiade, dan berbagai pelatihan. Event-event tersebut justru memberikan manfaat besar bagi mahasiswa. Bukan sebatas event potong kue dan tiup balon atau joget-joget saja. Dengan demikian BEM memang EO (Event Organizer), hanya saja event yang dibuatnya adalah event yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa.

Kemudian lihatlah lagi lebih luas, ternyata banyak agenda dari BEM yang bukan sekadar mengadakan event saja. Di antaranya adalah peran advokasi, peran informasi, dan peran sosial politik. Tiga peran BEM inilah yang membedakan BEM dengan lembaga lainnya. Peran lainnya yang menyanggah anggapan BEM hanya sebatas EO (Event Organizer) adalah peran sosial. Berbagai kegiatan sosial dilakukan oleh BEM. Contoh sederhananya adalah penggalangan dana jika ada musibah, ataupun mengadakan program kerja yang bertajuk santunan terhadap kalangan masyarakat tertentu.

Selain kedua peran tersebut, peran lainnya adalah peran komunikasi. BEM merupakan jembatan komunikasi antara mahasiswa dengan birokrat kampus. Berbagai kebijakan kampus yang dibuat oleh birokrat umumnya akan disebarluaskan melalui BEM terlebih dahulu. Dalam beberapa kasus, BEM mewakili mahasiswa untuk berkomunikasi mendiskusikan berbagai permasalahan-permasalahan mahasiswa yang ada.

Dari penjelasan di atas sangat jelas bahwa peran BEM bukan sebatas sebagai EO (Event Organizer). Ada banyak peran lainnya yang umumnya tidak disadari oleh mahasiswa luas. Terlebih bagi mahasiswa yang sedari awal sudah pesimis terhadap BEM dengan jarang mengikuti kegiatan yang ada, menolak hadir di kajian atau seminar, dapat pengumuman tidak dibaca, dan lain-lain. Akan menjadi tidak bijaksana jika mengatakan BEM hanya sebatas EO (Event Organizer).

Muhamad Irfan Kusbiantoro

Mahasiswa biasa saja yang tidak terkenal.