Belajar Bisa Bikin Orang Jadi Sukses?


Penulis:           Alfan Hilmi
Editor:            Fatio Nurul Efendi

Cangkeman.net - Perkenalkan saya uchiha (pseudonym), 22 tahun. Saya baru saja menyelesaikan studi S1 di salah satu universitas negeri di kotaku -ciee freshgraduate. Melalui platform cangkeman ini, penulis mau berbagi unek-unek tentang mindset dan motivasi belajar yang “salah” tapi masih meng-akar di lingkungan akademik kita.

Sekolah adalah tempat di mana seseorang bisa mendapatkan akses belajar secara formal sesuai minat dan bakat yang dimiliki. Seseorang pergi ke sekolah dengan motivasi dan tujuan yang berbeda. Sebagian dari mereka untuk mengasah kemampuan di bidang yang diminati, ada dari mereka yang cuma sekadar formalitas (yang penting sekolah dan dapat ijasah), dan sebagian lagi mereka yang ter-tanam mindset belajar yang “salah” termasuk penulis sendiri.

“Belajar Yang Pintar Biar Jadi Orang Sukses” adalah sebuah kalimat yang telah tertanam di dalam mindset penulis sejak kecil. Kalimat tersebut ditanamkan oleh guru, orang tua, bahkan lingkungan di sekitar penulis tinggal. Kalian Tanya, kalian bertanya-tanya “salahnya” di mana?

Kalimat tersebut membuat alasan atau motivasi belajar penulis, ya untuk menuju kesuksesan. Penulis rajin berangkat ke sekolah biar sukses. Penulis rajin belajar mata pelajaran A, B, C atau belajar Mata kuliah A,B,C ya agar kelak kalau sudah lulus sekolah jadi orang sukses. Padahal realita kehidupan tidak seperti itu bos. Banyak dari mereka yang “Juara Kelas” (selalu peringkat 1) ketika sudah lulus tidak menjadi orang sukses, bahkan masih nganggur karena sulitnya mencari kerja. Memang definisi sukses itu luas sekali. Tapi definisi general dari kata “sukses” di lingkungan penulis adalah mereka yang yang bergaji tinggi terlepas apapun itu pekerjaannya atau bisnisnya. Atau istilah kerennya yaitu “Financial Freedom” sudah bebas secara financial (udah nggak kepikiran pinjol tuh).

Kembali ke topik, seseorang dengan motivasi belajar biar jadi orang sukses, ketika ia sudah lulus dan pada akhirnya ia tidak tidak menemukan kesuksesan yang telah tertanam di pikirannya maka ia akan terkena stress, anxiety, atau kekecewaan. Maka, ia akan merasa dipecundangi oleh dunia ini. Lah gimana, dia sudah belajar tekun, rajin berangkat sekolah, tidak pernah bolos. Tapi pada akhirnya, kehidupan tidak sesuai rencana. Jadi salahnya dimana? Apakah sekolah itu tidak penting?

Yang salah adalah “mindset belajar biar jadi orang sukses”. Motivasi Belajar itu harus tulus. Maksudnya apa? Maksudnya adalah kita tulus sepenuh waktu mendedikasikan hidup kita untuk mempelajari bidang yang kita pilih, akibatnya suatu saat ketika kita sudah expert di bidang itu, kesuksesan datang dengan sendirinya. Banyak contoh yang dapat kita ambil dari tokoh ilmuwan dunia yang berhasil dan sukses karena ia tulus belajar, riset, mendedikasikan waktunya pada suatu bidang tertentu. Dan akibat dari hal itu, kesuksesan datang dengan sendirinya. Apa jadinya jika Thomas alfa Edison sang penemu lampu, memiliki pola mindset yang salah. Mungkin pada percobaan ke- 20 saja ia sudah menyerah.

Semoga coretan tak beraturan ini dapat dipahami oleh pembaca. Dan semoga kelak kita semua jadi orang tua jangan menanamkan motivasi belajar yang salah pada anak atau generasi muda kita.

Alfan Hilmi

Freshgraduate Pendidikan Bahasa Inggris dari IAIN Pekalongan.