Mata Air Ibu di Cihampelas



Arusnya kuat, bu
Malam ini biar saja kita tabrak rawa-rawa
Walau harus diserbu bising katak,
yang terus terusan menggertak
Sepanjang mata ibu diam menepi
Gelap itu pasti dilalap


Bu,
Lihat sana, keringat ibu mengalir di Cihampelas
Bukan syukur yang terbalas
Tapi luka yang mengalir deras
Hingga hanyut pun tak apa, katamu
Bagaimana mungkin? Aliran di sana tak jua mengering


Bu,
bicara saja pada Cihampelas
bahwa kita akan lekas
di sana, di hilir kita segera bergegas
Menuju hulu tanpa was-was
Selamat tinggal, Cihampelas


Pringsewu, 14 November 2022

Neneng Nurhasanah

Mahasiswi yang hobinya menghayal, berdomisili di Lampung. Dapat disapa di Instagram @neng_nhasanah