4 Alasan Mengapa Sharing Lika-Liku Kehidupan Memang Asik
![]() |
Jopwel on Pexels |
Penulis: Hilda Ayu Putri Nadifa
Editor: Thiara
Cangkeman.net - Hai! Siapa nih yang biasanya curhat bersama besti? Curhat tentang apa aja, nih? Salah satunya tentang lika-liku kehidupan, dong. Yup, tidak semua orang mampu menahan beban hidup sendirian. Ada kalanya kita bercerita kepada orang lain untuk sekedar sharing dan melepaskan beban.
Awalnya bener sih curhat, tapi lama-lama kok malah terkesan adu nasib? Hahaha itu wajar aja ya, dia membandingkan permasalahanmu dengan permasalahannya. Tujuannya bukan untuk menjatuhkan mental, tetapi namanya berkomunikasi tentu dilakukan dua arah. Tidak mungkin kita melulu mendengarkan keluh kesahnya. Lalu, emang asik sharing lika-liku kehidupan dan adu nasib? bukannya terkesan membosankan? Eits, salah. Coba deh baca artikel ini hingga selesai, jika kalian kepo di mana letak asiknya sharing. Let’s go!
Membuat Lebih Bersyukur
Yup, kita pasti merasa memiliki beban hidup terberat sedunia, paling merasa kalau lika-liku kehidupan ini sulit, dan selalu diberikan ujian oleh Yang Kuasa. Akan tetapi, setelah kita sharing dengan besti, kita akan tersadar bahwa dibandingkan kita, ada orang yang dikasih ujian lebih berat oleh Yang Kuasa.
Tentunya, kita juga bersyukur karena cobaan yang Tuhan berikan adalah bentuk kasih sayang-Nya terhadap kita. Ingat ya, setiap orang diberi ujian masing-masing sesuai kekuatan yang dimiliki. Tidak mungkin Tuhan salah menaruh beban di pundak orang yang lemah. Selain itu, setiap ujian yang diberikan tentu memiliki hikmah tersendiri agar kita berserah dan memohon pertolongan kepada-Nya.
Saling Menguatkan
Namanya besti, selalu ada di kala suka maupun duka. Begitu pun ketika kalian bercerita tentang lika-liku kehidupan, tentu akan saling menguatkan. Walau terkadang, kata “semangat” dan “sabar” tidak berarti baginya, sebab sudah terlalu sering mendengar kata-kata serupa.
Ketika dia sharing tentang lika-liku kehidupan, secara kebetulan dia akan merasa down karena mengingat kembali cerita-cerita kelam yang dilewati. So, jangan lupa memegang bahunya, menguatkan pundaknya, dan berpelukan untuk saling menguatkan. Beri afirmasi positif seperti, "Aku yakin kamu bisa, kamu kuat. Kamu semangat, ya! Akan ada kehidupan indah setelah ini. Aku akan di sampingmu, ceritakan apapun kepadaku."
Kehidupan tidak mulus
Yang mengira orang-orang tidak memiliki beban, dan terkadang iri dengan kehidupan orang lain, siapa hayo? Dengan sharing, kalian akan sadar jika ternyata tidak ada kehidupan yang mulus layaknya jalan tol. Akan ada kerikil-kerikil kecil yang menemani kehidupan kalian sebagai penyemangat dan pengalaman hidup.
Mulai dari sekarang, stop bandingkan hidupmu dengan hidupnya, karena ketika kamu ngomong, “Enak ya jadi dia,” kamu tidak mengerti bagaimana sulitnya dia bangkit dari keterpurukan agar terlihat baik-baik saja. Jadi, dengarkan lah curhatan dari besti kalian tentang lika-liku kehidupan. Dengan begitu, kalian akan sadar jika kehidupan yang kelihatannya mulus, tidak tentu halus.
Setiap orang pasti dewasa
Siapa nih yang masih menilai kedewasaan seseorang dari usia? Salah besar, sih. Menurutku, setiap orang tentu dewasa menurut versinya masing-masing. Buktinya, mereka bisa melawan dan bangkit ketika ada cobaan.
Begitu pun teman kalian, ketika sharing, tentu mereka akan menceritakan bagaimana dia bangkit dari keterpurukan dan mencoba seakan semuanya baik-baik saja. Ya tentu sangat berat, but, dia bisa melakukan itu karena kedewasaannya yang perlahan mulai tumbuh. Walaupun nih teman kalian manja, memiliki sifat seperti bocil, dibalik itu semua tentu mereka punya sikap dewasa. Kedewasaan seseorang terbentuk dari pengalaman dan lika-liku kehidupan.
Nah, itu tadi 4 hal yang menurutku asik ketika kita sharing tentang lika-liku kehidupan. Jika kalian sudah dipercaya sebagai sosok yang mendengarkan lika-liku kehidupan seseorang, tolong jaga amanah itu, ya. Karena sharing tentang sesuatu yang dianggap privasi itu tidak mudah dan butuh keberanian.
Dan juga, ketika teman kamu sharing, tidak perlu memberikan solusi ataupun tanggapan, cukup dengarkan. Karena yang menjalani kehidupan itu adalah dia. Jadi, solusi terbaik sebenarnya ada pada dirinya sendiri, bukan pada orang di sekitar.
Cangkeman.net - Hai! Siapa nih yang biasanya curhat bersama besti? Curhat tentang apa aja, nih? Salah satunya tentang lika-liku kehidupan, dong. Yup, tidak semua orang mampu menahan beban hidup sendirian. Ada kalanya kita bercerita kepada orang lain untuk sekedar sharing dan melepaskan beban.
Awalnya bener sih curhat, tapi lama-lama kok malah terkesan adu nasib? Hahaha itu wajar aja ya, dia membandingkan permasalahanmu dengan permasalahannya. Tujuannya bukan untuk menjatuhkan mental, tetapi namanya berkomunikasi tentu dilakukan dua arah. Tidak mungkin kita melulu mendengarkan keluh kesahnya. Lalu, emang asik sharing lika-liku kehidupan dan adu nasib? bukannya terkesan membosankan? Eits, salah. Coba deh baca artikel ini hingga selesai, jika kalian kepo di mana letak asiknya sharing. Let’s go!
Membuat Lebih Bersyukur
Yup, kita pasti merasa memiliki beban hidup terberat sedunia, paling merasa kalau lika-liku kehidupan ini sulit, dan selalu diberikan ujian oleh Yang Kuasa. Akan tetapi, setelah kita sharing dengan besti, kita akan tersadar bahwa dibandingkan kita, ada orang yang dikasih ujian lebih berat oleh Yang Kuasa.
Tentunya, kita juga bersyukur karena cobaan yang Tuhan berikan adalah bentuk kasih sayang-Nya terhadap kita. Ingat ya, setiap orang diberi ujian masing-masing sesuai kekuatan yang dimiliki. Tidak mungkin Tuhan salah menaruh beban di pundak orang yang lemah. Selain itu, setiap ujian yang diberikan tentu memiliki hikmah tersendiri agar kita berserah dan memohon pertolongan kepada-Nya.
Saling Menguatkan
Namanya besti, selalu ada di kala suka maupun duka. Begitu pun ketika kalian bercerita tentang lika-liku kehidupan, tentu akan saling menguatkan. Walau terkadang, kata “semangat” dan “sabar” tidak berarti baginya, sebab sudah terlalu sering mendengar kata-kata serupa.
Ketika dia sharing tentang lika-liku kehidupan, secara kebetulan dia akan merasa down karena mengingat kembali cerita-cerita kelam yang dilewati. So, jangan lupa memegang bahunya, menguatkan pundaknya, dan berpelukan untuk saling menguatkan. Beri afirmasi positif seperti, "Aku yakin kamu bisa, kamu kuat. Kamu semangat, ya! Akan ada kehidupan indah setelah ini. Aku akan di sampingmu, ceritakan apapun kepadaku."
Kehidupan tidak mulus
Yang mengira orang-orang tidak memiliki beban, dan terkadang iri dengan kehidupan orang lain, siapa hayo? Dengan sharing, kalian akan sadar jika ternyata tidak ada kehidupan yang mulus layaknya jalan tol. Akan ada kerikil-kerikil kecil yang menemani kehidupan kalian sebagai penyemangat dan pengalaman hidup.
Mulai dari sekarang, stop bandingkan hidupmu dengan hidupnya, karena ketika kamu ngomong, “Enak ya jadi dia,” kamu tidak mengerti bagaimana sulitnya dia bangkit dari keterpurukan agar terlihat baik-baik saja. Jadi, dengarkan lah curhatan dari besti kalian tentang lika-liku kehidupan. Dengan begitu, kalian akan sadar jika kehidupan yang kelihatannya mulus, tidak tentu halus.
Setiap orang pasti dewasa
Siapa nih yang masih menilai kedewasaan seseorang dari usia? Salah besar, sih. Menurutku, setiap orang tentu dewasa menurut versinya masing-masing. Buktinya, mereka bisa melawan dan bangkit ketika ada cobaan.
Begitu pun teman kalian, ketika sharing, tentu mereka akan menceritakan bagaimana dia bangkit dari keterpurukan dan mencoba seakan semuanya baik-baik saja. Ya tentu sangat berat, but, dia bisa melakukan itu karena kedewasaannya yang perlahan mulai tumbuh. Walaupun nih teman kalian manja, memiliki sifat seperti bocil, dibalik itu semua tentu mereka punya sikap dewasa. Kedewasaan seseorang terbentuk dari pengalaman dan lika-liku kehidupan.
Nah, itu tadi 4 hal yang menurutku asik ketika kita sharing tentang lika-liku kehidupan. Jika kalian sudah dipercaya sebagai sosok yang mendengarkan lika-liku kehidupan seseorang, tolong jaga amanah itu, ya. Karena sharing tentang sesuatu yang dianggap privasi itu tidak mudah dan butuh keberanian.
Dan juga, ketika teman kamu sharing, tidak perlu memberikan solusi ataupun tanggapan, cukup dengarkan. Karena yang menjalani kehidupan itu adalah dia. Jadi, solusi terbaik sebenarnya ada pada dirinya sendiri, bukan pada orang di sekitar.

Posting Komentar