Pabrik Rematik

Pixabay on Pexels



Kepada yang menua
di perjalanan pulang dan pergi
usiamu berceceran,
di gerbong kereta api

Waktumu,
berguguran pelan-cepat,
karena menabrak angin
memburu "ingin"
dan selalu mengejar matahari

Bagaikan singa
yang ingin menjadi vegetarian saja,
kau dan aku setengah mati
bergulat dengan insting bertahan hidup

Dan semakin dewasa
Semakin kita menyadari
..
kalau uang = susah dicari
dan kita baru merasakan
..
ternyata pajak
memang benar-benar memberatkan

Nyawa kita,
tertinggal di trotoar
terukir di zebra cross
menjelma prasasti
anak-anak proletar
yang datang dari balik belukar
mencoba untuk naik kelas sosial

Suatu saat,
entah kapan

Kita akan mengerti
bahwa hidup bukan hanya tentang uang,
bahwa ada yang lebih penting
dari materi
yaitu "kehidupan" itu sendiri

Dan bekerja,
Tak perlu
menjadi babi
dan menjadi buta
..
membabi buta
..
apalagi gila harta
tersihir oleh gemerlap dunia

Jangan sampai silau,
dengan beragam pencapaian
yang terpamer di instagram

Kita punya timeline masing-masing
jangan terlalu dibuat pusing
kita tidak dilahirkan untuk adu nasib
apalagi diadu seperti gasing

Ingat!
Kita telah mengorbankan masa muda
Untuk sekedar bisa dianggap menjadi
manusia

..
Sekarang,
cobalah sesekali menjadi
manusiawi
Kepada dirimu sendiri
..

Karena tak ada ruginya
membebaskan pikiran
dari kantor
yang jam kerjanya molor,
tak ada salahnya
mengistirahatkan badan
dari pabrik
yang memproduksi rematik

Jangan menunggu sekarat!
hanya untuk beristirahat

Bojonegoro, 2022


Galih Agus Santoso

Anak teknik yang cinta sastra. Bisa diajak kenalan di instagram dengan akun @santosoogalih..