Cerita Tentang Guru Magang di SMP
![]() |
Media Rakata |
Cangkeman.net - Halo, gimana nih semester tua pasti kalian sudah mengikuti magang dong. Apalagi bagi anak yang jurusan pendidikan, tentu sekarang merasakan namanya magang atau PPL (praktik pengalaman lapangan). Magang anak pendidikan tentunya di sekolah. Entah jadi pengganti guru atau membantu guru mengajar dalam mengkondisikan siswa atau menjadi pembantu staff bagian tata usaha. Inti magang ialah mencari pengalaman. Entah yang didapat pengalaman buruk atau baik, tergantung pandangan masing-masing. Kali ini aku akan berbagi pengalaman kepada kalian tentang magang ku di salah satu sekolah menengah pertama. Yuk kepoin!
Body shamming but it’s okay
Memang di dunia ini nggak ada manusia yang sempurna dan sesama manusia hanya bisa menilai, karena menilai diri sendiri tentu kita tidak bisa. Nah saat mengajar, tentu penampilanku dinilai oleh siswa-siswi. Ada yang nyeletuk begini “Mbak, kamu kok pendek? Minimal kalau ngajar tinggi”. “Mbak, kamu harus sabar. Biar nggak cepat tua”. “Mbak, umurmu berapa? Kok masih muda”. Yup celetukan yang terkadang agak bikin tersinggung dan bikin ketawa. Tersinggung si enggak, karena diriku menyadari tinggi hanya 155 cm termasuk pendek. I’m not insecure, but bersyukur karena masih ada yang lebih pendek dibanding aku. Setelah mereka berceletuk seperti itu, dia berkata “Mbak jangan baper (bawa perasaan), selow aja”. Mungkin mereka harus dikasih peringatan, agar tidak sembarang celetuk dan menilai seseorang. Karena sudut pandang orang berbeda saat menanggapi celetukan yang mengungkit bentuk fisiknya. Ya buat kalian, senyumin aja lah siswa-siswi yang perkataannya kurang enak didengar.
Serba salah
Namanya juga magang, pasti semua tingkah laku diamati dan dinilai oleh seluruh warga sekolah tanpa terkecuali. Mahasiswa selalu salah, melakukan ini salah, tidak melakukan ini juga salah. Mahasiswa rajin membersihkan lingkungan dikira cari perhatian, lingkungan tidak dibersihkan dikira seenaknya sendiri dan malas. Terkadang kita sebagai mahasiswa capek lo disuruh ini itu tetapi tidak diberikan pujian. Bukan malah menyuruh seenaknya sendiri. Mau complain tapi nanti nilai kampus menjadi jelek, so jalani aja lah sekuat hati dan tenaga.
8 jam kerja
Magang udah berasa kayak kerja cuy. Lah gimana berangkat pukul 6.15, pulang pukul 14.00. udah berasa kayak guru, tapi tidak digaji malah pemborosan uang. Mungkin diawal enjoy, ngerasa kayak magang beneran. Tapi lama-lama bosen banget. Menunggu di basecamp dengan tumpukan tugas dan laporan. Ingin rebahan ya malu dengan guru dan siswa. Apalagi jika sekolah menganggap seluruh mahasiswa magang wajib mengikuti kegiatan sekolah, sehingga tidak hanya datang, mengajar lalu pulang. Huft, kan ini masih magang, bukan jadi guru beneran.
Keinget masa sekolah
Karena magang di sekolah, maka wajar aja jika keinget masa-masa sekolah. Ketika jajan di kantin, berasa masih sekolah. Kenangan masa sekolah memang indah dan tidak bisa terulang. Apalagi saat jajan di kantin waktu jam pelajaran, duh kenangan terindah banget. Kalau magang di sekolah berasa udah tua banget, karena 9 tahun yang lalu aja masih jadi siswa sekarang jadi mahasiswa magang. Tak hanya itu saja, nasihat guru-guru dulu juga ku ajarkan kepada siswa. Salah satunya cara menghargai orang lain dan jangan mengeluh dengan tugas yang banyak. Karena tugas siswa ialah belajar dan menuntut ilmu. Mereka juga ku nasehati, jika punya pacar boleh asal tau batasan karena masa depan masih panjang.
Nah itu tadi pengalaman selama aku magang di sekolah. Bagaimana nih dengan pengalaman magang kalian? Namanya pengalaman tentu indah, karena pengalaman memberikan pelajaran. Guru terbaik adalah pengalaman. Semangat magang semester tua...!!1

Posting Komentar