Anak Guru Nih Bos, Senggol Dong!

Hipwee

Cangkeman.net - Pernah ga dijutekin sama guru karena udah ga satu circle lagi sama anaknya?
Ayo kita flashback di masa aku masih kelas 10, yaa...namanya pertemanan pasti ada yang namanya geng ya kan. Dulu aku punya 1 circle yang isinya ada 8 orang setelah itu keluar 1 orang karena nggak se-frekuensi sama kami, permasalahan ini di mulai di kelas 11 saat aku selesai interview anggota OSIS baru. Kami punya grup chat yang sering kami gunakan untuk berkomunikasi, di situ aku bilang, "OSIS nya kurang berbobot"

Dan salah satu teman ku sebut saja dia Mawar, dia menjawab chat dariku "Kurang berbobot gimana?" Lalu aku jelaskan alasan kenapa OSIS sekolah kurang berbobot. Keesokan harinya aku ditelepon oleh ketua OSIS dan mantan ketua OSIS sekolah-ku, mereka bilang "Aku dapat info nih dari teman-teman OSIS, kamu bilang OSIS kurang berbobot. Kurang berbobot gimana ya yang kamu maksud?"

Waw!! Bagaimana bisa mereka tau aku bilang seperti itu? Ternyata salah satu anggota OSIS adalah temannya Mawar yang bestie banget. D isitu aku merasa dikhianati oleh teman satu circle-ku sendiri, mungkin aku salah karena tidak memberikan pernyataan tersebut ke OSIS-nya langsung tapi konteks-nya di sini adalah bagaimana bisa dia mengkhianati salah satu teman circle-nya?

Setelah telepon ditutup, aku segera menghubungi 4 teman-ku yang satu circle juga denganku, dan aku menceritakan semuanya. Mereka ikut terkejut dan marah tentang hal ini.

Akhirnya kami memutuskan untuk mengeluarkan diri dan membuat grup chat baru dengan anggota lima orang saja. Kami juga sepakat untuk tidak satu circle lagi dengan Melati, kenapa Melati juga ikutan? Karena kami beranggapan dia parasit. Dia selalu nebeng motor kami dan ga mau mengeluarkan sepersen-pun sebagai tanda terima kasih, setiap main atau bahkan ke sekolah dia selalu kami antar jemput dari rumah ke rumah dia.

Kami ikhlas untuk antar jemput dia tapi yang membuat kami semua muak adalah sikap dia yang membuat kami merasa seperti ojek pribadinya. Aku sudah datang ke rumahnya untuk jemput dia tapi dia belum rapih, dia masih harus pakai hijab dan prepare lainnya yang aku sendiri tidak tau kenapa lama banget. Sorry ya aku bukan pacar kamu, seenggaknya kalau tau di jemput ya prepare-lah lebih awal agar saat aku udah sampai di rumahmu kita tinggal berangkat. Apa susahnya? 

Ada satu kejadian yang bikin aku malu banget sama supir gocar karena dia, penasaran ga?

Jadi gini ceritanya, waktu itu lagi bulan Ramadhan dan kami mau buka puasa bersama di salah satu mall dekat rumah, aku pesan gocar dari rumah dan akan janjian di depan perumahannya (karena rumah dia satu arah sama mall nya). Saat aku jalan dari rumah dia tuh udah nanyain "Lo udah dimana?" dan aku udah bilang berkali-kali ke dia jangan sampai aku nunggu karena gak enak sama supir gocarnya. Nah udah sampai nih aku di depan perumahan dia, aku kabarin dia tuh dan kalian tau apa jawabanya?

"Oke tunggu gue pakai jilbab dulu!"

Itu aku nungguin dia dari terang sampai hujan tapi gak kunjung datang. Sampai awkward suasana di dalam mobil itu dan masih banyak lagi peristiwa tidak menyenangkan aku atau teman-temanku dengan dia, di situlah awal mula kenapa circle kami jadi hanya ber-lima. Tapi sampai saat ini Mawar dan Melati tidak tau alasan kenapa kami mengeluarkan diri, yang mereka tau karena mereka jarang aktif di grup. Aku gak masalah mau sering ikut nimbrung di grup atau tidak tapi please lah dijaga rahasia sesama, aku ga pernah cepu ini permasalahan mereka ke orang lain.

Sering banget rumah Melati kami jadikan basecamp setiap kumpul dan aku akrab sama ibunya dia, kebetulan ibunya juga salah satu guru di sekolah kami. Tapi ramah tamah ibunya hilang ditelan bumi setelah beliau tau kami sudah tidak satu circle lagi dengan anaknya. Jadi di sekolah aku dan salah satu bestie-ku adalah asisten laboratorium. Setiap ada praktek atau ujian yang menggunakan lab komputer kami yang bantu guru atau penguji mempersiapkan ATK dan komputernya.

Suatu hari di pagi hari yang cerah kami datang ke lab, di sana sudah ada salah satu guru kami. Kami salim dan ngobrol dengan beliau sembari mempersiapkan lab untuk ujian kelas 12. Lalu Bu guru yang sekaligus ibunya Melati bilang "Nak ko kamu nggak Salim si? Kan ada ibu di sini." 

Ternyata Ibunya Melati dari tadi duduk di kursi sebelah pintu, serius aku gak lihat ada dia disitu sejak tadi.

Beliau marah merasa tidak dihormati di situ "Saya ini guru kamu loh kalian ini anak perkantoran harus menghormati guru! Kamu jangan musuhan sama Melati, dia kan sekelas sama kamu!" Lah hubungannya dan urusannya dengan permasalahan itu apa?

Beberapa hari setelah itu masih di saat kelas 12 ujian, aku disuruh ambil map cokelat ke ruang guru oleh beliau. Sudah aku ambilkan dia bilang "Bukan map ini nak, map cokelat yang ada soalnya di ruang guru. Gimana si kamu?" Beliau teriak sampai aku menjadi pusat perhatian seisi lab.

Tapi, kalau ada guru lain beliau jadi ramah banget sama aku, baik banget seolah ga terjadi apa-apa. Dari situ aku tau bahwa Melati sudah bercerita yang nggak-nggak ke ibunya dan ibunya ga suka terhadap kami. Yang aku pikirkan adalah kenapa ibunya ikut campur permasalahan ini? Bukankah ini masalah pertemanan sepele bagi anak SMA? Orang tua aku dan teman-temanku tau masalah ini tapi tidak ada satu pun yang ikut campur, cuma mendengarkan aja, tapi kenapa beliau ikut campur?

Toh anaknya gak kita bully, kok. Kita juga gak ngungkit atau menyindir Mawar dan Melati di kelas. Kami bersikap biasa aja seolah-olah gak terjadi apa-apa. Justru Melati lah yang bersikap dingin kepada kami, tidak mau mengobrol dan pura-pura tidak melihat kami. Alhamdulillah sih sekarang sudah ada perubahan baik dari Melati, dia sudah mulai ngobrol dengan kami lagi tidak se-jutek sebelumnya.

Panpan

Muda kaya raya, tua ongkang-ongkang, mati nanti dulu.