Healing Kok Rebahan?

Viktoria B. on Pexels

Cangkeman.net - "Healing", istilah Bahasa Inggris ini kayaknya sudah menjadi bagian dari hidup kita, deh. Bahkan di obrolan keseharian kata healing sering disebut. Capek dikit teriak pengen healing, sedih dikit bilang butuh healing, bahkan pas putus cinta jurusnya adalah update status dengan kata healing. Padahal dilihat dari maknanya kata healing itu berati penyembuhan baik secara fisik maupun rohani. Namun lucu aja kan kalau healing disebut di semua konteks pembicaraan.

Bahkan makin ke-sini istilah healing bergeser maknanya menjadi kegiatan liburan atau bertamasya. Sontak aja ketika kata healing digaungkan orang-orang akan mengira kita sedang merencanakan wisata ke tempat fancy yang instagramable.

Aku yang masih berpegang teguh terhadap makna healing sebagai penyembuhan, rasanya pengen protes sekencang-kencangnya. Semua karena cibiran rekan kantorku yang kepo. Di suatu jumat yang cerah, sejawat kantorku tanya "Hei, weekend healing kemana nih?" 

Aku yang mageran dan introvert ini sontak menjawab "Rebahan di rumah kak."

Bodohnya aku menjawab ini ke orang ekstrovert super gaul di kantor. Si gaul inipun menyahut begini "Healing kok rebahan doang."  Aku pun hanya bergumam woow dalam hati.

Tunggu dulu, sebelum ngatain mereka yang healing dengan rebahan coba dengarkan pembelaan dari aku si kaum mager ini. Menurutku rebahan di kala liburan itu juga bentuk healing kok. Bayangkan rutinitas pekerjaan atau sekolahmu yang menjenuhkan. Dimulai dari bangun pagi, berangkatnya diribetkan dengan jalanan yang padat kendaraan. Belum lagi menghadapi setumpuk tugas di tempat kerja atau sekolah. Semakin kompleks jika circle pertemanan kita super toxic. Usai melewati hari yang berat ini, rasanya tidak salah dong jika kita menghadiahi diri sendiri dengan healing berupa rebahan di rumah?

Bagiku healing dengan rebahan adalah bentuk kenikmatan tiada tara yang sangat berarti. Kurang enak apa lagi coba? Rebahan di kasur empuk bersama smartphone bersinyal lancar sembari menikmati setumpuk snack yang memanjakan lidah. Healing semacam ini lebih dari cukup untuk memulihkan kepenatan jiwa yang sudah lelah beraktivitas.

Rebahan juga menjadi bentuk healing yang paling murah dan praktis. Kadang aku selalu berpikir healing dengan pergi ke suatu tempat sangat merepotkan. Kita harus menyiapkan banyak hal saat akan berpergian, belum lagi harus berjuang dengan ruwetnya kendaraan di jalan. Kita juga harus memperhatikan pengeluaran untuk healing ke luar rumah yang kadang sangat merogoh kantong kita. Semua ini dilakukan demi mendatangi lokasi healing yang ujung-ujungnya dijadikan konten pengisi sosial media. Kami para pejuang rebahan tidak menjadikan kegiatan itu sebagai prioritas dan ini sah-sah saja.

Bagi kamu si petualang yang healing dengan berpergian, silakan saja. Jika kamu menemukan kedamaian dengan pergi ke sana kemari juga nggak masalah kok. Kembali lagi ke makna bahwa healing adalah proses mencari ketenangan dan kesenangan jiwa, tidak masalah jika kamu menyalurkannya dengan pergi ke tempat ter-hits. Asal jangan memaksa pilihan healing-mu ke kaum mager yang mencintai rebahan. Tolong hargailah piihan tersebut karena selama tujuan dari healing terpenuhi, rasanya tidak perlu kita memperdebatkan perbedaan healing ini.

Aku yakin sih, setiap orang memiliki hak untuk menentukan cara mereka menghabiskan waktu luang dengan pertimbangan kenyamanan masing-masing. Jadi guys, please laaah, hargai tiap pilihan orang untuk memaknai healing dalam hidupnya. Hang out silakan, rebahan aja silakan, yang penting setelah healing semua stress kita hilang, kita lebih semangat menjalani rutinitas dan kita bisa mencapai hidup yang berkualitas. Udah itu aja, healing emang se-simple itu sih.


Aqida Hakiki

Seorang budak korporat yang Gemoy.