Terlalu Muak! Entah Apa Judul yang Tepat Untuk Tulisan Ini
Morgan Basham on Unsplash |
Cangkeman.net - Sedang ramai dibicarakan, seorang wanita yang bunuh diri di samping makan mendiang bapaknya dengan menenggak sianida. Media menulis bahwa ia depresi setelah kematian ayahnya. Namun beberapa saat kemuadian, teman-teman terdekat korban mulai mengungkapkan beberapa hal, termasuk tentang pemerkosaan yang dialami korban dan tentang dia yang dipaksa untuk menggugurkan kandungannya.
Aku mungkin tidak akan membahas terlalu dalam kasus tersebut, itu bukan ranahku di tengah hiruk pikuk yang beredar. Tapi ada hal-hal yang harus aku garis bawahi mengenai kasus tersebut.
Sebenarnya aku tidak ingin membahas hal-hal ini di Cangkeman. Ini akan menjadi pekerjaan yang begitu melelahkan. Karena setiap aku menulis tentang kasus pelecehan, perundungan, pemerkosanaan, bunuh diri, dan hal-hal yang begitu dekat dengaku, aku begitu sedih, sangat sedih. Tapi mungkin di situs ini ada yang dapat aku bagikan kepada pada Sobat Cangkem.
Jadi begini, pertama aku akan bahas tentang kasus perkosaan. Menurutku, ini adalah tindakan yang sangat memuakkan dan ini bisa berasal dari yang kecil-kecil seperti membenarkan pelecehan seksual, menilai seseorang berdasarkan apa yang dikenakan, hingga membeli labeling terntentu pada orang tertentu.
Beberapa minggu ke belakang aku coba bermain aplikasi di Telegram yang di mana kita bisa bertemu dengan pengguna lainnya secara acak tanpa memperlihatkan identitas kita. Di sana aku menemui banyak orang dan rata-rata perempuan, karena biasanya jika laki-laki dan mereka mengetahui aku sebagai laki-laki, mereka langsung men-skip untuk melanjutkan pencarian mereka.
Dan aku cukup tercengang dengan penuturan orang-orang yang berhasil aku ajak ngobrol ini. Selama mereka bermain aplikasi tersebut, ternyata mereka banyak sekali mendapat pelecehan seksual dalam bentuk kalimat maupun gambar yang mengarah ke pornografi. Kebanyakan dari mereka masih muda-muda, usia antara 15 hingga 19 tahun. Mereka bertemu entah dengan orang dari mana, yang kadang tiba-tiba langsung mengirim gambar kelaminnya sendiri. Ada juga yang sampai melakukan panggilan video, hingga di tengah-tengah panggilan, ternyata lawan bicaranya sedang malakukan mastrubasi. Anjing emang! Bukan tidak mungkin, ada lelaki bejad yang mencari mangsa lewat situ, berkenalan, bertemu, lalu memperkosa korbannya. Meski aku belum berhasil bertemu dengan korban yang demikian. Pun jika ada, aku ragu ia akan berani bercerita.
Bagi kalian para polisi moral, tolong jangan bicara dulu di ranah ini. Mungkin kalian akan berpikir kenapa cewe-cewe itu bisa-bisanya mau bermain aplikasi begituan, mau diajak chat orang tidak dikenal, diajak VC hingga mungkin sampai bertemu. Untuk menjelaskan hal ini, kalian harus tau dulu kalau dunia ini memiliki universe-nya masing-masing. Ada orang yang mungkin seperti kamu punya banyak teman di dunia nyatra, ada orang yang enggak cukup pandai bergaul sehingga lari ke dunia chat atau virtual untuk mencari teman. Ada juga yang orang tuanya terlalu keras melarang anaknya untuk keluar rumah, hingga anaknya berlari ke internet dan menemui orang-orang dari sana. Semuanya itu rnggak bisa dinilai dari satu kepala saja. Lagipula, apapun alasanya, kejahatan seksual tidak pernah dibenarkan.
Lalu untuk kasus bunuh diri. Mungkin aku termasuk orang yang beruntung karena aku termasuk orang yang pernah berpikir untuk bunuh diri, meski aku mengurungkannya. Kenapa aku mengurungkan untuk bunuh diri? Karena aku dekat dengan banyak orang yang ingin bunuh diri.
Jadi gini, entah sudah berapa orang pernah cerita kepadaku ingin mengakhiri hidupnya. Tentu mereka punya alasan kuat kenapa mereka cerita kepadaku. Karena aku tidak akan menertawakan mereka, tidak akan menghina mereka sebagai seorang pengecut kehidupan. Ada banyak hal yang enggak aku tau tentang kehidupan orang yang ingin bunuh diri. Aku tidak tau betapa beratnya hal yang telah mereka alami. Bagiku, jika aku tidak bisa membantu apapun, setidaknya aku tidak menghalangi mereka untuk melakukan hal yang menurut mereka baik. Sebagai teman, aku hanya bisa menjadi tempat bertukar pikir dan kesah. Mungkin karena itulah mereka yang pernah mencoba bunuh diri, tidak jadi melakukannya setelah bicara kepadaku. Mereka mempunyai teman, mereka punya tempat bertukar keluh.
Hingga akhirnya terjadi padaku. Ketika rasa sakit dan segala problema telah melilit, terlintas dalam benak untuk mengakhiri hidup saja. Hingga aku teringat kepada orang-orang yang pernah bercerita kepadaku, kepada mereka yang hampir bunuh diri. Aku ingat mereka telah menganggapku sebagai teman yang baik untuk berbagi keluh. Aku takut, jika aku bunuh diri, mereka-mereka ini akan semakin memantapkan untuk bunuh diri juga. Jelas aku tak ingin menjadi manusia sekejam itu.
Aku tidak tau motif dari setiap orang yang bunuh diri. Tapi, mencemooh tindakan bunuh diri tanpa pernah hadir untuk orang-orang tersebut adalah tindakan yang sangat tidak bijak. Kalau toh ada pilihan lain, siapa yang mau meninggalkan orang-orang yang mereka sayangi? Kita tidak sedang membahas dosa dan pahala atau surga dan neraka untuk para pelaku bunuh diri, tapi jika kalian tetap ingin membawa hal itu ke ranah tersebut, coba pikirkan, jika seorang yang bunuh diri akan dihukum di neraka yang panas, bagaimana dengan orang yang tidak peduli dengan orang sekitarnya hingga sampai ada orang sekitarnya mengalami tekanan hidup dan mengakhiri hidup?
Ada banyak kasus pelecehan seskual yang mengarah perkosaan di sekitarku. Ada banyak kasus orang yang ingin bunuh diri. Aku sadar, sebaiknya kita mulai peduli dengan sesama kita, mulai menerapkan batasan-batasan di mana kita boleh melakukan apa ke orang lain, dan di mana kita tidak boleh melakukanya.
Sudah muak aku mendengar berita tentang pemerkosaan, pelecehan seksual, perundungan, dll. Bisakah manusia memanusiakan lainnya? Bukankah kita hidup pada oksigen yang sama? Sesulit itukah kita menajdi manusia?

Posting Komentar