Saat Cangkeman Mereview Lagu Cangkeman

Gambar : Karunia Musik


Cangkeman.net - Selamat datang di Cangkem review. Di sini kita akan me-review segala hal yang bisa diulas. Mulai dari review buku, review website, review artis, review warteg, review jalan raya, review iklan, review lagu, bahkan hanya mereview sebuah kata aja. Buat kamu yang ingin ikutan bisa kirim ulasan uniknya ke cs.cangkeman@gmail.com, yuk mulai.

Kali ini Cangkeman akan mereview sebuah lagu dengan judul Cangkeman. Lagu dangdut wetan ini sudah mulai terpantau di Youtube sejak lebih dari setahun lalu, tapi aku sendiri baru sadar setelah web Cangkeman ini ada, dan di hasil pencarian google waktu itu, lagu ini berada di posisi teratas, web ini jauh di bawah, entah tenggelam di mana. 

Lagu ciptaan seorang driver trus fuso ini liriknya cukup simpel, tidak pusing untuk dimaknai artinya, dan iringan musik dangdut yang merakyat membuat lagu ini ringan untuk didengarkan, meskipun bukan oleh orang Jawa sekalipun. kemudian lagu ini dicover oleh penyanyi dangdut yang cukup punya nama (di Youtube), Vita Alvia. Saat tulisan ini dirilis, viewsnya sudah mencapai 1,8 juta penonton di Youtube. Sedangkan video yang dinyanyikan oleh penyanyi aslinya, Alka hanya memperoleh 48ribu views, sungguh sangat jauh pemirsah. Meskipun 2 video itu diupload oleh channel yang sama loh. Tapi pesona biduan ternyata emang jauh sih dibanding mas-mas driver truk fuso, walaupun dia penyanyi aslinya. Jancuk emang netizen.

Oke, langsung aja kita masuk ke lirik lagu Cangkeman, ini liriknya.

Iki ono cerito
Nduwe konco seneng rasan rasan
Opo lahirmu biyen
Awakmu dipisuhi
Ora diadzani

Gawene rono rene
Golek konco dijak'i cangkeman
Ora mikir mburine
Iso dipentungi kancane

Opo ora mbok pikir
Ra ono wong sempurno
Wes geg ndang mu lereno
Ojo gawe duso

Ning ngarepku kowe ngapik ngapik
Ning mburiku kowe yo ngrasani
Seneng ngece seneng nyinyir
Koyo bunglon ning wit klopo
Koyo wong ra nduwe duso

Mbok kiro aku ora ngerti
Padahal aku iki nyabari
Sak senengmu lek mu ngomong
Sak senengmu lak mu ngece
Aku wes ora peduli

Wes to lereno lak mu nggawe cangkeman
Ilongo ambi duso ora ono wong sempurno


Arti lirik lagu Cangkeman

Ini ada cerita
Punya teman yang sukanya ghibah
Apa lahirmu dulu
Kamu "dipisuhi"
Enggak diadzani

Kerjanya ke sana kemari
Cari teman diajak "Cangkeman"
Enggak mikir belakangnya
Bisa dipentungi temannya

Apa enggak mikir
Enggak ada orang yang sempurna
Cepat sudahi saja sudah
Jangan bikin dosa

Di depanku kamu baik-baik
Di belakangku kamu ghibah
Suka "ngece" suka "nyinyir"
Kaya bunglon di pohon kelapa
Kaya orang enggak punya dosa

Kamu kira aku nggak ngerti
Padahal aku menyabari
Sesukamu kamu bicara
Sesukamu kamu "ngece"
Aku sudah enggak peduli

Sudahi saja dirimu bikin "Cangkeman"
Ingat sama dosa, nggak ada orang sempurna

Lagu ini dibuka dengan menceritakan seorang teman yang sukanya rasan-rasan atau ghibah, saking sukanya si teman itu ghibah, sampai dikatakan jangan-jangan dulu ketika dia lahir, orang tuanya malah misuh-misuh, bukannya meng-adzani anak itu.

Nah kelakuan orang ini selalu aja ke mana-mana pasti cari teman buat diajak Cangkeman. Nah kalo kamu bertanya, Cangkeman itu artinya apa, dan kenapa tetap aku artikan sebagai Cangkeman, ya karena artinya bisa beda-beda di tiap penggalan kata dan juga beda lagi jika diterapkan di daerah yang lain, meskipun sama-sama Jawa. 

Next, si pengarang kemudian memperingatkan si tukang Cangkeman ini kalau dia nggak mikir belakangnya nanti, ia bisa aja dipukuli teman-temannya. Dan juga menyelipkan sedikit pesan bahwa tiap orang memang enggak sempurna, jadi ya udah nggak usah dibuat omongan, toh dosa juga kan.

Cerita dilanjutkan dengan curhatan pengarang yang menceritakan temennya ini kalau didepannya selalu baik-baik, bermuka manis gitu lah, tapi di belakangnya suka nyinyir, ngece, dan ghibahin doi. Ia mengibaratkan kaya bunglon, tapi bunglonnya di pohon kelapa. Aku sendiri belum pernah lihat bunglon di pohon kelapa sih, entah karena dia memang pintar menyamar di pohon kelapa, atau karena kata "wit kelopo" sengaja dimasukkan ke dalam lirik buat ngepas-pasin rima liriknya. Soalnya ada beberapa lagu yang begitu juga.

Kelanjutan kisahnya adalah, ternyata di pengarang tahu akan kelakuan temannya (ya iyalah kalo enggak tau mana bisa menyimpulkan terus jadi lagu). Kelakuan temannya yang suka nyinyir, ngece, dan ghibahin doi selama ini ini sabari. Ibaratnya, suka-suka lu deh mau ngomong apa, gue udah nggak peduli.

Di akhir lagu, ditutup oleh pesan si pengarang ke temannya si tukang Cangkeman ini untuk menghentikan kebiasannya, disamping itu dosa, juga karena manusia memang tidak ada yang sempurna.

Salam Rispek buat pengarang lagu ini.
Dan buat mas Alka, mbak Vita Alvia juga deh. Kalau baca artikel ini, kami dari Cangkeman.net akan mengirim 1 kaos "Cangkeman" GRATIS. Hubungi kami ya.