Kalau Kamu Cuma Tau SimCity, Coba Mainkan Banished!


Cangkeman.net - Kalau membahas game City Building, yang terlintas di pikiran kita pasti enggak jauh-jauh dari SimCity. SimCity dan permainan sejenis lainnya, biasanya kita ditugaskan untuk membangun suatu kota di mana kita harus memanajemen tentang kebutuhan warga dan segala tetek bengeknya. Tapi pernah gak kalian bayangin kalau ada game City Building di mana kalian enggak cuma harus membangun kota, tapi kalian sebuah wilayah di mana penduduknya adalah orang-orang yang dibuang masyarakat. Nah game ini namanya "Banished", buatan developer indie Shining Rock Software. Saat ini game ini hanya tersedia untuk versi dekstop dan dapat dibeli di Steam dengan harga Rp136.000.

Tidak seperti game-game City Building pada umumnya yang lebih mengedepankan tatanan kota, sumber listrik, industri, dll. Game ini menghadirkan mekanisme dengan lingkup yang lebih minor, tetapi dengan sistem yang cukup rumit dan sulit. Di game ini, kita diharuskan mengatur pekerjaan untuk para penduduk, memastikan ketersediaan makanan dan tempat tinggal. Bahkan kita juga diharuskan mengatur hal-hal yang kelihatannya sepele seperti ketersediaan kayu bakar untuk perapian, alat yang digunakan penduduk untuk pekerja, dan pakaian dari wol untuk musim dingin. Nah sumber daya-sumber daya yang kite perlukan itu berasal dari penduduk kita. Jadi, alih-alih menggunakan uang untuk membangun, kita akan menggunakan kayu, batu, dan besi sebagai bahan utama untuk membangun pedesaan. Karena itulah kita harus pintar-pintar membagi pekerjaan penduduk untuk mencari sumber daya dan memastikan kelangsungan hidup.

Jujur saja, game ini cukup rumit dan menantang untuk dimainkan. Saya sering kali gagal dalam memainkan, game ini. Masalah yang paling sering dihadapi adalah ketidakseimbangan jumlah penduduk dengan makanan yang ada. Ditambah lagi nih misal kita lagi fokus memperhatikan keberlangsungan hidup penduduk sehingga lupa memperluas desa kita, kita akan duhadapkan pada masalah baru, yaitu krisis penduduk. Jadi dalam game ini, setiap penduduk memiliki umur yang akan bertambah tua. Jadi, jika kita lupa menyediakan tempat tinggal untuk para keluarga baru, desa kita akan berakhir karena tidak adanya kelahiran dan penduduk yang tersisa akan mati karena sudah tua.

Kerumitan game ini ditambah dengan adanya wabah yang dapat menyebabkan kematian massal dan bencana yang sewaktu-waktu akan memporak-porandakan desa kita. Yah walau pun untuk bencana, kita bisa aja sih memtikan fitur ini untuk gameplay yang lebih mudah.

Untuk mapnya sendiri, game ini memberikan opsi besar, sedang, dan kecil. Jadi kita dapat memilih seluas apa desa kita nantinya. Nah untuk kawasannya nih game punya dua opsi berbeda, yaitu padang rumput dan pegunungan.

Untuk sekelas game indie, game ini menghadirkan mekanisme gameplay yang setara dengan game-game city building lainnya seperti SimCity dan Tropico.

Inuko Darlian

Pria yang memiliki pengetahuan di bidang multimedia seperti desain grafis, fotografi, teknik audio dan video, serta animasi 2D dan 3D.