Mari Kita Mengenal Introvert, Ekstrovert, dan Ambivert!
![]() |
Tingey Injury Law Firm on Unsplash |
Cangkeman.net - Setiap individu memiliki karakteristik masing-masing lengkap dengan ke-khasannya. Mengetahui ciri khas pribadi dapat dikatakan cukup penting. Setidaknya untuk mengetahui kelemahan dan kekuatannya.
Ada suatu tipologi yang kita kenal saat ini untuk membahas jenis kepribadian setiap orang. Kepribadian yang kita kenal ini ada yang namanya kepribadian introvert dan kepribadian ekstrovert. Nah lalu belakangan muncul ada yang namanya kepribadian ambivert. Apa sih arti dari ke-tiga kepribadian itu?
Jadi begini. Awalnya Carl Gustav Jung yang juga murid kesayangan Sigmund Freud ini membuat tiologi kepribadian manusia menjadi dua, yakni tipe introvert dan tipe ekstrovert. Tujuannya untuk mengkategorikan dan membuat perbandingan.
Introvert sendiri adalah jenis kepribadan yang lebih mementingkan dunia internal, seperti; pikiran, perasaan, harapan, fantasi dan mimpi-mimpi mereka. Sementara ekstovert adalah kepribadian yang lebih mementingkan dunia luar, seperti; benda-benda, orang lain, dan berbagai aktivitas luar.
Sayangnya, konsep introvert dan ekstrovert sering dikaucaukan dengan konsep pemalu dan kemampuan bersosialisasi. Hal ini mungkin disebabkan kepribadian introvert yang lebih senang berurusan dengan internal sehingga dipandang pemalu dan miskin kemampuan bersosial atau asosial. Bahkan introvert kerap kali dilabeli sebagai kepribadian yang anti sosial. Sedangkan ekstrovert sendiri dinilai sebagai kepribadian yang mudah bergaul karena sifatnya yang memntingkan dunia luar. Padahal tidak selamanya demikian.
Introvert sendiri terkadang dipandang lebih dewasa karena berbagai tindak-tanduk yang mereka lakukan, sarat dengan penalaran yang mendalam. Belum lagi mereka ini dikenal memiliki perasaan yang halus alias peka dengan kondisi sekitar.
Namun karena hal-hal yang disebutkan di atas itulah introvert memiliki kendali yang buruk ketika menghadapi hal-hal yang tidak mengenakan. Misal kita ambil contoh kejadian tentang patah hati. Ketika mengalami hal tersebut, pikiran mereka tidak terlalu siap untuk melindungi diri. Hal itu terjadi karena dalam pikiran mereka, hal-hal yang ada kaitanya dengan patah hati seperti diputar pada film dengan gerak lambat. Sehingga mereka selalu mengingat hal-hal yang menyakitkan tersebut.
Dibandingkan introvert, ekstrovert memiliki kendali diri yang lebih baik. Misal kita ambil contoh yang sama, misalkan patah hati. Pada orang ekstrovert, mereka cenderung mengabaikan pikiran-pikiran yang mucul di kepala mereka. Sehingga biasanya mereka dengan mudah melupakan hal-hal buruk yang pernah dialami.
Memang dalam budaya kita, tipe kepribadian ekstrovert seringkali dinilai sebagai kepribadian yang lebih positif. Bahkan banyak yang mengklaim telah merubah kepribadiannya dari introvert ke ekstrovert.
Sebenarnya, kepribadian introvert atau ekstrovert merupakan bawaan sejak lahir. Dalam hal ini berarti faktor genetik sangat besar memainkan perannya. Jadi seorang anak yang lahir dari orang tua yang ekstrovert, besar kemungkinan akan terlahir ekstrovert pula. Begitupun sebaliknya.
Lalu, di mana letak kepribadian ambivert?
Jadi, introvert dan ekstrovert itu seperti dua sisi yang berlainan. Sisi mana yang paling dominan, ini yang akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Nah kedua sisi ini tidak pernah seimbang dalam pribadi seseorang, selalu ada yang lebih kuat. Dan tipologi ini memang saling bersisian, jadi bukan tidak mungkin meski dominan introvert, namun di suatu waktu seseorang berperilaku layaknya seorang ekstrovert. Sebab, memang seseorang tersebut memiliki bagian ekstrovertnya, meskipun tidak sedominan sisi introvertnya. Nah hal-hal seperti inilah jadi ranah ambivert.
Sehingga dapat disimpulkan jika ambivert itu bukan suatu tipologi terpisah dari dua tipologi kepribadian yang ada. Ambivert adalah bagian dari ke-dua kepribadian tersebut. Karena pada kenyataanya, setiap orang pasti menggunakan kedua sisi kepribadiannya sepanjang waktu.

Posting Komentar