Menyikapi Ramalan: Bagaimana Baiknya?

Gambar : Freepik


Cangkeman.net - Siapa yang suka baca ramalan? Cung! Tak perlu sungkan bilang iya. Apalagi sampai berkoar-koar tak percaya tapi diam-diam membaca ramalan zodiak. Eh setelah membaca muncul kesimpulan, lah kok tepat, sih? Atau malah timbul kecemasan yang mengganggu ketika hasil ramalan menyatakan akan ada sesuatu yang buruk menghampiri. Atau sebaliknya, malah muncul ketenangan dalam diri ketika tertulis bahwa sesuatu akan baik-baik saja?

Ramalan biasanya dipandang sebagai konten tidak masuk akal. Beberapa diantaranya menggunakan metode klenik yang bisa membuat seseorang bingung. Apa yang dicari seseorang dalam ramalan biasanya tentang; gambaran umum, jodoh dan keuangan. Hal-hal itu sebetulnya tidak jauh dari masa depan, mencari hubungan antara kejadian masa lalu dengan masa sekarang dan mungkin juga masa yang akan datang. 

Beberapa ramalan yang mudah diakses masyarakat menggunakan kalimat yang mudah dipahami. Tetapi ada juga hasil ramalan tidak memberikan jawaban pasti. Misalkan menggunakan bahasa bersayap, yang menyebabkan multitafsir atau menggunakan simbol-simbol tertentu. Kalau begini seseorang mesti mengartikan terlebih dulu sebelum memaknai hasil ramalan. Biasanya peramal akan menjelaskan lebih lanjut kepada yang diramal. 

Ramalan punya banyak versi. Dari yang simpel seperti ramalan zodiak dan ramalan shio. Kedua jenis tersebut biasa hadir di media cetak maupun online. Khusus ramalan zodiak sepertinya terdapat unsur kesengajaan dimuat di berbagai media, khususnya media besar. Barangkali karena banyak peminat atau memiliki dampak tertentu di media tersebut. 

Ada juga ramalan yang agak ribet, yaitu ramalan Ciamsi. Sekitar tahun 2012 saya pernah mengikuti jenis ramalan ini di Pesarean Gunung Kawi. Bukan percaya sebegitunya dengan ramalan tetapi saya lakukan karena ada tugas mata kuliah Psikodiagnostik II Observasi. Dalam menyelesaikan tugas observasi metode partisipan, mau tidak mau, saya harus mengikuti seluruh rangkaian pariwisata spiritual yang ada di daerah tersebut, salah satunya mengikuti ritual ramalan Ciamsi. 

Setelah memasuki area klenteng, saya berdoa menurut keyakinan kemudian dilanjut mengambil ramalan yang diletakkan wadah. Hasil ramalan dililit dalam sebatang bambu. Untuk mengetahui lebih lanjut harus membaca interpretasi ramalan yang tertulis pada sebuah buku. Seingat saya seperti itu. 

Terdapat sebuah kejadian menarik. Memang bukan berasal dari hasil ramalan saya tetapi ramalan seorang teman. Ketika berada di area halaman klenteng, berdiri seorang laki-laki paruh baya dan beliau bisa menginterpretasi hasil ramalan Ciamsi atau menjawab ramalan di luar dari pertanyaan yang diajukan ketika melakukan ritual Ciamsi. Sekedar informasi tambahan, ramalan metode Ciamsi hanya bisa meramalkan satu pertanyaan. Misalkan ketika diramal seseorang berpikir tentang bisnis. Jadi, hasil ramalan Ciamsi hanya berlaku tentang bisnis bukan yang lain.

Ketika pria paruh baya itu melihat teman saya, beliau langsung menegur dengan nada tegas. Bahwa teman saya harus segera mengubah sikap, bahwa teman saya harus berhenti bermain motor. Karena kedua hal itu yang menurut beliau akan menyebabkan teman saya celaka di kemudian hari. Benar saja. Sekitar enam bulan atau satu tahun kemudian, dia mengalami kecelakaan motor dan sempat mengalami kritis. Kejadian ini membuat saya berpikir, bahwa mungkin saja ada orang yang betul-betul bisa meramal nasib seseorang dengan tepat. 

Selanjutnya ramalan Weton dan Sabdo Palon cukup populer di kalangan masyarakat Jawa. Ramalan ala suku Maya yang menyatakan dunia akan kiamat pada tahun 2012 juga sempat populer. Bahkan saking populernya sampai dibuat film. Tentu saja Jangka Joyoboyo dan ramalan akan kehadiran Satrio Piningit sesekali muncul dalam perbincangan. Tak ketinggalan ramalan akan kehadiran sosok bernama Imam Mahdi sangat bisa mencuri atensi.

Maka, tak perlu heran apabila ramalan cukup dekat dengan masyarakat. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, beberapa jenis ramalan memiliki pengaruh yang cukup kuat dari budaya dan keyakinan. Hal-hal semacam itu sulit sekali dipisahkan. Pembicaraan dengan topik ramalan bisa muncul begitu saja ketika seseorang melakukan hubungan sosial dengan orang lain. Artinya, ramalan merupakan topik yang tidak akan pernah mati dan sering dicari. 

Membicarakan ramalan bisa membuat masyarakat terbelah. Satu kelompok menyatakan ramalan tidak lebih dari kalimat bualan. Tetapi kelompok lain menyatakan percaya akan ramalan. Terlebih jika ramalan tersebut betulan terjadi dalam kehidupan. Kalau sudah begitu, seseorang akan berperilaku seperti yang tertulis di dalam hasil ramalan. Seolah-olah ramalan dijadikan petunjuk. Atau juga seseorang memang memiliki keyakinan kuat akan hasil ramalan. Sehingga ramalan bisa dijadikan dasar pengambilan keputusan. 

Sebetulnya ramalan memiliki konsep yang sangat sederhana. Terlepas apa pun jenis ramalan, bagaimanapun gaya penulisannya, ramalan memiliki konsep, “Segala kejadian paling buruk yang sudah terjadi di masa lalu, atau sedang terjadi di masa sekarang, barangkali terjadi di masa depan, selalu ada cara dalam menghadapi dan menyelesaikannya.”

Konsep tersebut yang menjadi senjata andalan ramalan. Apa yang dijual bisa dikatakan sebuah “harapan”. Jika membicarakan harapan, terutama hal yang baik dan segala hal buruk bisa diselesaikan, akan timbulkan rasa percaya dalam diri. Bukan tidak mungkin seseorang meyakini bahwa ramalan yang dibaca merupakan sebuah kebenaran. Harapan dan kebenaran memang saling tumpang tindih. Suatu waktu harapan bisa dianggap menjadi sebuah kebenaran yang tidak bisa diganggu gugat. 

Kekuatan magis lain yang terkandung dalam ramalan adalah bisa dijadikan sebuah tempat pelarian dari kecemasan dalam menjalankan hidup. Ramalan bisa menjadi tempat singgah yang baik. Dalam menjalani kehidupan tidak selamanya sesuai rencana atau selalu bahagia. Tetapi ketika masa buruk itu datang, ramalan sangat mungkin menenangkan pembaca bahwa segalanya akan baik-baik saja. Biasanya ramalan memberikan cara dalam melewati hal buruk. Apapun cara yang ditawarkan menurut saya bukan hal penting tetapi diberikan penguatan positif agar tetap tenang dan percaya diri dalam menghadapi kejadian yang kurang menyenangkan yang menjadi nilai penting.

Misalkan, orang berzodiak Libra memiliki sifat materialistis. Segala sesuatu dipertimbangkan atas untung-rugi. Tidak heran pemilik zodiak bersimbol timbangan ini sangat termotivasi dengan kekayaan. sifatnya yang satu ini terkadang dipandang matre oleh orang lain. Belum lagi sifat gila kerja mereka yang bisa membuat orang heran. Disisi lain, manusia timbangan ini pandai bersosialisasi, pinter ngelambe, dan mampu memperlakukan orang lain secara adil tanpa pandang bulu. Karena berbagai sifat demikian, profesi yang cocok bagi mereka adalah Salesman dan Human Resource

Contoh di atas hanyalah ramalan yang saya buat-buat. Menariknya, dampak yang mungkin terjadi adalah bukan tidak mungkin seseorang mengambil pekerjaan berdasarkan hasil ramalan. Terlebih konten ramalan zodiak memiliki konsumen orang yang berusia remaja hingga dewasa awal. Sebuah tahapan perkembangan yang memiliki masalah utama dalam menentukan ingin menjadi apa nantinya. Seolah-olah ramalan bisa mendikte apa yang sebaiknya harus dilakukan.

Pendapat saya pribadi, tidak masalah seseorang membaca ramalan. Sejauh ini saya tidak menjustifikasi yang aneh-aneh terhadap mereka. Malah dari ramalan saya mendapatkan sebuah pelajaran, salah satunya adalah untuk memulai menertibkan hidup. Mengambil contoh yang sudah saya berikan, ketika seseorang ingin memilih profesi tertentu harus mempertimbangkan berbagai aspek. Misalkan dari sisi kepribadian, bagaimana berhubungan sosial dengan orang yang berada di level bawah, setara dan di atas. Pertimbangkan juga pendapat orang lain tentang masalah yang sedang dihadapi. Harapannya agar menghasilkan solusi dan keputusan yang tepat.

Tetapi jangan sampai sangat tergantung pada ramalan. Bahkan menyerahkan sepenuhnya setiap pengambilan keputusan berdasarkan hasil ramalan. Jangan sampai sekedar memilih pakaian yang dikenakan hari ini tergantung dari hasil ramalan. Jika sampai hal sepele macam itu sudah sangat dipengaruhi oleh ramalan, kita tidak akan pernah bisa atau minimal kesulitan dalam bersikap dan menentukan pilihan.

Apalagi kita memiliki kebebasan. Meski terkadang saya agak sangsi soal ini dalam konteks tertentu, tetapi setidaknya saya meyakini adanya kemampuan manusia dalam menentukan sendiri apa maunya, yaitu dibalik dari hasil ramalan atau hal-hal lain yang mengikat dalam diri kita, serta berbagai kejadian, baik aksidental, terencana, maupun tidak sesuai dengan rencana yang telah tersusun, saya dapat menyatakan adanya perilaku, pengalaman, dan keputusan yang disebabkan oleh pilihan kita sendiri.

Sebagai kesimpulan menurut saya, ramalan bisa dijadikan salah satu contoh bagaimana menertibkan hidup. Ramalan mungkin juga bisa dijadikan sebuah pertimbangan dalam taraf tertentu tetapi jangan sampai menjadi pertimbangan utama dalam mengambil keputusan. Atau kita bisa mengatakan ramalan merupakan salah satu hiburan yang kita punya. Jika bersikap demikian kita bisa menganggap hasil ramalan tidak perlu ditanggapi secara serius.


Angga Prasetyo
Laki-laki, prefer teh dibanding kopi. IG @anggaprass