Maaf, Kreatifitasmu Tidak Bisa Dilatih
![]() |
Gambar : Mobilico |
Cangkeman.net - Ada yang tidak sepakat dengan judul di atas? Judul di tas emang enggak sepenuhnya benar. Pun kalau enggak sepenuhnya benar, berarti ada separuhnya lagi yang benar, kan? Yah seengaknya akan selalu ada kegelapan cahaya di balik argumentasi yang menyeramkan.
Oke, kita balik lagi ke judul. Pasti akan ada pertanyaan, "Masa iyah kreatifitas enggak bisa dilatih?" atau mungkin pertanyaan gini, "Kalau enggak bisa dilatih, kreatif itu bukan skill dong? Tapi bakat?" atau bahkan ada yang bertanya gini, "Lah terus, acara-acara seminar untuk membuat orang menjadi kreatif itu bohong, dong?" Hold up dude, sabar kita jawab satu-satu.
Jadi, apakah kreatifitas bisa dilatih?
Sudah dibilang dari awal, separuh iyah, separuh enggak.
Maksudnya?
Nih kita sepakati dulu yah definisi tentang kreatif itu apa. Mungkin di pikiran kalian ada banyak hal jika diberi pertanyaan, "apa itu kreatif?" Oke aku definisikan menjadi 2 definisi, di sini.
1. Kreatifitas adalah tentang ide, dan mampu percaya diri untuk menjelaskannya. Sambil membuang kehati-hatianya.
Kreatifitas adalah tentang ide yang tanpa batas yang tidak takut apapun dan siapapun dan tidak terikat oleh apapun. Kreatifitas layaknya anak kecil yang enggak peduli dengan apa yang ingin mereka lakukan dan sampaika. Yaudah lakuin aja, sampaikan aja, walaupun terkadang kesannya ngelantur bagi orang dewasa.
Anak kecil berimajinasi tanpa batas dan tidak memikirkan -atau bahkan tak mengenalnya sama sekali- tentang efek yang diakibatkan dari imajinasi dan tingkah lakunya tersebut. Yah anak kecil adalah manusia yang kreatif. Dan karena kita semua pernah mengalami masa kecil, maka kita juga dapat menyimpulkan kita manusia adalah makhluk yang kreatif.
Lalu mengapa ketika dewasa ada manusia yang menjadi tidak kreatif?
Yah itu, kita mulai memikirkan efek dari tingkah kita. Kita mulai mengenal mana yang benar mana yang salah, mana yang baik, mana yang buruk dan beragam struktur sosial ciptaan peradaban yang nyatanya terkadang menjadi penghambat atau batas untuk kita berimajinasi atau menghasilkan ide.
Belum lagi terkadang kita kerapkali ditakuti oleh sesuatu yang abu-abu tentang baik buruk benar salahnya. Ngide sedikit eh "kijang satu ganti"....
2. Creativity is Being Fearless (Kreatifitas Adalah Menjadi Pemberani)
Karena kita tidak mungkin hidup tanpa struktur sosial dan segala hal yang membatasi kreatifitas, maka orang yang masih bisa menciptakan kreatifitas dalam keadaan yang demikian adalah orang-orang pemberani.
Emang sih, rasa takut adalah sifat alamiah manusia dan emang kodratnya sudah begitu. Ga bisa diganggu gugat. Yah mnimal yah kita cukup berani untuk menyampaikan ide kita. Jangan jadikan ketakutan-ketakutan karena lingkungan dan keadaan membuat kreatifitas kita terbatas. Padahal di awal sudah dibilang, yang namanya kreatifitas itu tanpa batas.
Nah, dari definisi-definisi tadi, kita dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya kratifitas itu tidak dapat dilatih, tapi dapat dipertahankan. Yah memang enggak bisa dilatih kan, wong udah kreatif dari sananya kita itu tuh. Apalagi kalau didukung oleh support system yang baik.
Lalu, kreatifitas itu masuk dalam kategori skill atau bakat?
Yah bukan keduanya juga sih. Kan emang udah dari sananya. Kalau kita sebut bakat yah aneh, ibarat kita bangga punya otak. Lah? Dan kalau dibilang skill juga aneh, ibarat kita bangga bisa mikir. Loh?
Terus kalau ada seminar-seminar yang katanya menumbuhkan dan mengasah kreatifitas gimana? Bohong dong?
Yahh enggak tau, aku aja enggak pernah ikut seminar-seminar begituan....

Posting Komentar