Puasa Mutih, Apit, dan Ngebleng Sebagai Penangkal Serangan Metafisika

Gambar oleh Ivanbe Pratama on Unsplash

Cangkeman.net - Puasa adalah lelaku yang dipercaya oleh banyak kebudayaan dan kepercayaan memiliki banyak manfaat.

Pada intinya, puasa adalah sarana mengosongkan diri baik fisik maupun jiwa untuk membuang energi-energi negatif yang ada pada diri. Dengan membuang energi negatif, diharapkan kita dapat berpikir dan bertindak lebih jernih.

Dalam kepercayaan masyarakat jawa, puasa biasanya menjadi syarat untuk melakukan banyak hal. Dan hal yang akan aku bahas di sini adalah puasa sebagai sarana menangkal serangan metafisika. Puasa-puasa yang akan aku sebutkan nanti ini bisa dikerjakan salah satunya, tidak harus semuanya.

Tapi sebelum melakukan puasa ini, kita harus tau weton atau hari dan pasaran lahir kita. Karena puasa ini akan dilakukan dengan berpatokan pada hari dan pasaran kita.

1. Puasa Apit
Puasa apit ini maksudnya adalah puasa menjepit weton atau hari lahir kita. Jadi misalkan kita lahir pada hari Rabu Legi, maka kita harus puasa setiap hari Selasa Kliwon dan Kamis Pahing.

Jadi cara puasanya begini. Pada malam selasa kliwonnya, kita harus mandi wajib atau mandi besar untuk membersihkan diri. Lalu kita melakukan sahur seperti puasa pada umumnya yaitu sebelum subuh di hari selasa kliwon lalu berbuka pada maghrib malam rabu legi.

Nah dari sehabis buka puasa itu, yaitu malam rabu legi atau malam kelahiran kita, kita tidak boleh berpergian dan juga tidak boleh tidur sore. Karena saat-saat itulah saat kita sedang lemah-lemahnya. Disarankan untuk dibarengi dengan dzikir, tahajud atau apapun hal yang dipercaya sebagai pendekatan diri kepada Tuhan.

Lalu di hari rabu legi itu tidak puasa, namun tetap tidak disarankan untuk bepergian keluar rumah. Dan mulai puasa lagi di kamis pahingnya dengan waktu yang sama dengan puasa sebelumnya.

Lalu setelah selesai semua, dilakukan kenduri kecil-kecilan atau minimal nraktir keluarga atau teman-teman terdekat.

2. Puasa Ngableng
Puasa ngableng ini mirip dengan puasa apit, namun bedanya puasa ngebleng dilakukan selama 24 jam.

Jadi kalau kita lahir pada hari Rabu Legi, maka kita mulai puasa setelah mandi besar di Malam Maghrib Selasa Kliwon dengan berbuka di waktu Malam Maghrib Rabu Legi. Setelah itu sama seperti puasa apit, di malam kelahiran kita, kita tidak dianjurkan untuk tidur.

Dan kita puasa lagi di Malam Maghrib Kamis Pahing dan berbuka di Malam Maghrib Jumat Pon. Dan diakhiri dengan kenduri kecil-kecilan, sama seperti puasa sebelumnya.

3. Puasa Mutih
Kalau puasa mutih ini adalah tidak boleh makan kecuali dengan yang putih-putih. Putih-putih di sini maksudnya nasi, singkong, dan air putih. Tidak berlaku untuk susu, putih telur atau keju. Tapi boleh makan itu semua juga ada waktunya.

Jika hari lahir kita adalah hari Rabu Legi, maka kita mulai puasa di Malam Maghrib Senin Wage dengan sebelumnya mandi besar atau mandi wajib dan berbuka di Malam Magrib Selasa Kliwon. Jadi selama puasa itu kita enggak boleh makan apapun, sama seperti puasa lainnya. Baru pas berbuka baru boleh makan yang putih-putih tadi. Untuk hari pertama ini, hanya boleh makan nasi 3 kepal atau singkong 3 potong dan segelas air putih. Lalu lanjut berpuasa lagi, dan berbuka di Maghrib berikutnya dengan nasi 2 kepal atau singkong 2 potong dan segelas air putih. Sehabis itu lanjut puasa hingga Maghrib berikutnya dengan berbuka nasi 1 kepal atau singkong 1 potong dan segelas air putih.

Begitulah tata cara puasa-puasa yang digunakan sebagai penangkal serangan metafisika. Semoga dapat digunakan dengan baik oleh kita semua. Karena pada dasarnya kita perlu berpuasa untuk mengistirahatkan tubuh dan jiwa kita.