Perasaan Anak Kos Tentang Baliho-Baliho Pejabat
![]() |
Gambar oleh Keepo |
Cangkeman.net - Maraknya baliho-baliho pejabat di setiap sudut wilayah membuat kita semua merasa resah. Namun sebenarnya aku malas membahas masalah ini. Karena dengan membahas ini, tujuan dari pejabat untuk memperoleh perhatian dari kita terwujud juga.
Ini udah terbukti dengan naiknya popularitas ketua DPR kita, yang kita tidak usah sebut namanya. Dengan jargon yang sebenarnya sangat jadul dan enggak kekinian, cucu dan anak dari Presiden Indonesia itu kini mulai mendapat perhatian di mana-mana.
Tapi enggak masalah sih. Biarkan mereka memperoleh perhatian dan popularitas yang mereka inginkan. Yang penting jangan kasih suara kalau mereka mau mencalankan diri jadi pejabat lagi.
Tidak, aku tidak ada masalah dengan personal masing-masing pejabat yang suka pasang baliho itu. Tapi sebagai anak kos, aku cukup tersiksa dengan penampakan-penampakan baliho itu di jalan. Loh apa hubungannya sama anak kos? Yah ada lah.
Kita semua tau, anak kos di santero negeri ini, baik para mahasiswa, buruh, karyawan, atau pun yang menjelma menjadi semuanya itu rata-rata sering kesulitan uang. Bukan hanya uang jajan, kadang juga uang makan.
Di tengah pandemi gini, orang tua anak-anak kos yang transferannya selalu ditunggu-tunggu itu sedang mengalami kesulitan. Segala kebijakan pejabat-pejabat untuk mengatasi pandemi mau tidak mau berdampak pada ekonomi keluarga anak kos ini. Transferan menjadi terkenadala, harus bisa mengirit lebih irit lagi. Enggak usah mikirin makan, buat bayar kosan aja kadang susah.
Buat anak-anak kos yang sudah bekerja juga enggak jauh beda. Gaji yang biasanya bisa disisihkan untuk ngirimin emak bapak di kampung kini bisa ngepas buat hidup di kota aja masih bersyukur. Bahkan kalau boleh dibilang, masih berpenghasilan aja untung dah. Banyak di antara kita anak kos yang harus rela kena PHK karena perusahaan tidak sanggup menghadapi pandemi. Anak-anak ini tentu tidak bisa pulang ke tempat asal begitu saja. Pulang dari tanah rantauan dengan tangan kosong dan status pengangguran adalah aib bagi kami. Namun di kota juga pusing dengan harga sewa kos yang masih berjalan dan perut yang harus diisi makanan, sementara enggak ada pemasukan.
Eh lagi susah-susah begini. Kita anak kos ngeliat di mana-mana muka-muka para pejabat bertebaran. Kita sudah sangat muak dengan kebijakan-kebijakan yang ada yang secara langsung maupun tidak langsung dibuat oleh mereka eh malah mereka nongolin muka di mana-mana. Itu maksud mereka ngledek atau gimana?
Belom lagi setelah kita tau harga pasang baliho mahalnya seberapa. Itu satu baliho cukup kali buat ngehidupin kita selama satu bulan. Satu kota aja udah bisa ngehidupin berapa anak kos itu para pejabat. Kalau tujuannya mau menggaet suara di pemilu nanti, idupin aja dah anak-anak kos ini. Satu kota ada berapa anak kos tuh. Belom lagi rasa kekeluargaaan anak kos tiap daerah sangat kuat. Itu bisa jadi tim sukses kalian malahan nantinya.
Udahlah, popularitas kalian memang naik dari baliho-baliho tersebut. Tapi popularitas yang seperti apa? Kalo ke arah negatif sih yahh percuma juga. Kalian rugi uang banyak, kita merasa tersakiti juga.

Posting Komentar