Diseruduk Raja Spanduk
Cangkeman.net - Sebagai WNI, Puan Puan Maharani mempunyai hak yang sama untuk mengajukan diri jadi capres. Bahkan secara hitungan-hitungan politik, ada peluang lumayan besar. Walaupun bisa terus mengecil dan hilang moksa tanpa jejak. Tapi untuk kampanye kali ini beliau cukup blunder dan keliru. Pendukungnya yang selama ini mencibir AHY, Airlangga dan Cak Imin karena baliho mereka, dibuat malu oleh Puan yang malah mengikuti jejak jelek rivalnya.
Langkah start tipis-tipis dalam jelang 2024 yang dilakukan beberapa tokoh sudah cukup menyebalkan, bukan saja karena menjadi sampah visual di berbagai media, tapi juga rasanya kok tidak etis. Puan itu kan ketua DPR, dari partai yang sama dengan Presiden. Dan masa jabatan Presidennya masih lama banget, 3 tahun. Tapi Orang-orang ini justru start jauh bahkan sebelum tahun politik dimulai.
Di saat normal saja rakyat sudah jengah dengan pola iklan politikus yang fotonya nyepam di berbagai sudut kota. Apalagi melihat kondisi sekarang, di mana jutaan rakyat sedang menjerit diterpa terjangan pandemi. Loh kok pimpinan wakil rakyatnya malah kampanye, kan Jancuk!
Entah siapa konsultan politik di belakang raja-raja spanduk ini, tapi yang jelas kalian tidak tepat dalam banyak sekali aspek. Bahkan dari aspek yang paling dasar saja, membikin jargon. Tagline "Kepak Sayap Kebhinekaan" aku rasa lebih pas bila dipakai oleh Pak Prabowo (Gerindra) atau calon dari Partai Garuda. Kenapa?
Sebab keduanya sama-sama mengenakan lambang burung sebagai logo partai. Cocoklah bila dikembangkan menjadi kepak sayap, karena burung memang ada sayapnya.
Lha tapi PDIP kan banteng. Banteng mana yang punya sayap? bantengnya avatar?
Dalam tradisi simbolisasi binatang di Nusantara, banteng dikenal karena tanduk atau kalau tidak ya, tititnya. Jadi misalkan timses atau konsultannya berubah pikiran dan hendak ganti jargon, mungkin mereka dapat memakai contoh tagline yang berhubungan dengan binatang banteng seperti :
"Tanduk tindak Radikalisme di NKRI". Atau kalau masih kurang greget bisa juga menjadi
"Seruduk Mampus Intoleransi!".

Posting Komentar