KPK Mungkin Baik-Baik Saja, Tapi..

Gambar Oleh Watchdoc

Cangkeman.net - Drama-drama di lembaga anti rasuah yang kita kenal sebagai KPK masih terus berlanjut. Dari dulu jaman Cicak vs Buaya, peneroran penyidik dan anggotanya hingga yang terakhir dan lagi rame adalah masalah Tes Wawasan Kebangsaan yang membuat 75 anggota dinyatakan tidak lolos dan gagal dilantik menjadi ASN. Meski akhirnya 24 orang dinyatakan dapat dilakukan pembinaan untuk nantinya diangkat menjadi ASN.

Sebelum menulis ini, aku mencoba menyingkirkan framing-framing yang berekmbang di masyarakat. Aku tidak mau terbawa isu kalau di KPK itu terdapat radikal, terdapat kekuatan besar, atau juga aku enggak mau terbawa isu kalau orang-orang yang tidak lolos TWK ini disebut para punggawa KPK terbaik.

Karena bagiku, jika kita ingin membahas masalah ini. Sebaik-baiknya kita harus menutup mata tentang siapa aktor-aktor yang terlibat. Ada di bagian mana, ada di kubu apa aktor tersebut diduga berasal. Karena kalau kita melihat seperti itu, penilaian kita akan semakin jauh dari kata objektif.

Namun dalam kasus Tes Wawasan Kebangsaan ini, aku menilai perlunya mendukung orang-orang yang tidak lolos TWK ini. Tapi bukan karena mereka pekerja yang baik, bukan karena mereka sedang menangani kasus-kasus besar atau sebagaianya. Kita tinggalkan hal-hal seperti itu dulu. Kita mendukung orang-orang yang enggak lolos tes ini karena kita butuh kejelasan, transparansi, dan dasar yang jelas dalam pengelolaan lembaga negara.

Kalau toh tes TWK ini memiliki dasar sebagai penyebab tidak diangkatnya pegawai KPK menjadi ASN, silakan transparan. Apa saja hal-hal yang menjadi penilaian, apa saja hal-hal yang membuat para pegawai tersebut tidak lolos. Kenapa menjadi rahasia? KPK kan lembaga negara, yang gaji karyawannya diambil dari uang negara, Uang negara yah uang rakyat. Jadi sudah semestinya transparansi kepada rakyat itu dilakukan.

Aku enggak bermaksud untuk memaksakan ke-75 anggota KPK yang enggak lolos ini diloloskan dan kembali menjadi pegawai KPK. Wong aku juga enggak kenal mereka, ga pernah juga menikmati gaji mereka, gak ada urusan, aku. 

Karena bagiku, KPK akan baik-baik saja tanpa ke-75 anggota tadi. KPK akan tetap ada, bisa saja akan tetap trengginas dan melakukan banyak pencegahan dan pemusnahan tindak korupsi di negeri ini. KPK tanpa 75 anggota tadi bisa saja menjadi lebih baik. Tapi jika ketidakterbukaan seperti ini dibiarkan, maka hal-hal kaya gini dianggap hal yang biasa dan menjadi kebenaran. Kalau sudah begini, kamu, aku, atau siapapun bisa saja diakal-akali oleh tempat kerjamu tanpa alasan yang jelas, tanpa dasar yang jelas.

Ini bukan tentang 75 pegawai KPK. Ini tentang kita semua. Ketika ketidakberesan ada di depan mata, sudah sepatututnya kita bersuara. Agar ketidakberesan tersebut tidak menimpa kita di lain waktu.