Belajar dari Tag Porno di Facebook

Gambar : Medium.com

Cangkeman.net - Beberapa minggu terakhir, jagad Facebook +62 diramaikan sebuah fenomena dimana kamu akan ditandai atau ditag yang isinya sebuah postingan video asusila. Aku sempat mencari tahu penyebab rantai fenomena ini, tapi karena tak kunjung menemukan ujungnya dan sibuk "nguli IT". Aku terlupa sama misi lumayan mulia itu. Beberapa hari lalu, teman facebook, sebut aja Jo. Menyebut kalau ini adalah sejenis malware. Jenis malware baru ini disebut "comment tagging malware" yang umumnya dikirimkan pada sebuah postingan berbau pornografi/nudity. Dalam serangan ini, para korban mendapat notifikasi facebook bahwa akunnya telah ditag pada komentar seseorang baik itu ada hubungan pertemanan maupun bukan. Nah setelah para korban mengklik notifikasinya, akan langsung diarahkan ke postingan yang umumnya berisi gambar "menarik" yang umumnya cenderung asusila. Serta menemukan kenyataan bahwa ada banyak korban lain yang juga terkena tag . Yang bikin celaka, ketika gambar atau video tersebut diklik, maka akan mengaktifkan sebuah script yang otomatis akan menjalankan malware jahat tadi via akun si korban. Dan rantai itu pun berlanjut.

Aku tidak akan membicarakan lebih dalam perihal teknis malware, skrip, ataupun link phising yang ditengarai ada di kasus itu, sudah banyak banget yang mengulas itu, bahkan di hari pertama fenomenanya berlangsung, sekarang adalah bagaimana kita mengambil pelajaran dari sebuah fenomena digital yang harusnya lebih mendewasakan netizen dalam mengguakan ruang media sosial.

Pertama
Kurang kurangin sangean!
Aku sudah mendengar puluhan curhatan orang tentang kerugian akibat akun kena hack, masuk ke halaman phising, HP jadi panas, dan efek-efek turunannya yang ketika aku telusuri penggunaan internetnya, rasanya aku pengin ngomong "Jancuk, salahmu sendiri, sangean!". Ambil contoh saja di fenomena tagging porno ini, sebenarnya malware ini akan mati dengan sendirinya ketika orang-orang berhenti sangean dan nggak klik thumbnail paha gadis lagi tidur itu. Penyebaran utamanya ya dari kaum-kaum penasaran yang akhirnya mengklik video itu dan akhirnya akun dia pun menjadi zombie yang ikut menyebarkannya. Dunia siber penuh dengan jebakan, pancingan dan pengalih perhatian, dan konten porno adalah umpan paling ampuh untuk menjebak orang-orang.
Kalau memang fans dari video dewasa, ya datanglah ke tempatnya, banyak situs yang menyediakan lokalikasi video dewasa, asal kamu sudah cukup umur, dan jangan sampai merugikan siapapun. Bukan malah bar-bar cari konten "buka sitik joss", kalau sudah kena malware jahat di perangkatmu, atau akunmu kenapa-kenapa baru tau rasa kan.

Kedua
Diam bukan pilihan
Ada pakar yang hanya menyarankan untuk melakukan pembiaran, alasannya bahwa penyebarannya akan terhenti sendiri. Ingat pak, kalau yang waras diam maka yang nggak waras akan terus bertebaran tanpa lawan. Mungkin cara itu efektif untuk menghentikan kejadian di saat itu, tapi tidak cukup efektif mengurangi kejadian serupa di lain hari. cara mereka ini hit and run. Langkah setelah diam adalah lapor, gampang kok, kamu cuma perlu report postingan tersebut, makin banyak yan report makin diurus sama algoritma Facebook yang pada ahirnya diambil tindakan takedown dan suspend bagi si pemilik konten. Walaupun lapor seperti ini juga tidak lantas mematikan hal-hal kayak gini, tapi seenggaknya kamu tuh nggak diam aja seperti kata si "pakar" pemalas tadi.

Ketiga
Jangan Paranoid
"Ada hack baru di facebook. Akan ada komentar dari Anda, termasuk perkataan kotor dan konten tidak senonoh. Anda tidak bisa melihatnya, tapi teman-teman anda bisa.
Saya ingin mengatakan kepada semuanya, jika sesuatu yang memalukan muncul itu bukan datang dari saya. bla bla bla"
Pernah lihat status klarifikasi kayak diatas?
Banyak pengguna media sosial yang khawatir jika akunnya sudah terlanjur untuk mengirimi postingan sejenis atau nama akunnya digunakan oleh hacker. Ketakutan masal itu pun dipergunakan oleh oknum untuk membuat dan menyebarkan contoh postingan klarifikasi tadi. Dan akhirnya banyak banget yang ikut-ikutan membuat status seperti diatas. Padahal ini sama saja seperti kasus zaman dulu dimana kamu dikirimi SMS oleh temanmu dan karena takut kamu mengirimkannya lagi ke kontak HPmu. Kamu tau gak? Jauh sebelum itu, dulu ada yang namanya surat kaleng, yang isinya adalah menebar ketakukan dimana si penerima harus mengirimkan surat serupa ke 10 alamat berbeda. Via pos!

Padahal kalau kamu tidak macem-macem mengklik sembarang link, tidak mengunjungi situs aneh-aneh dan tidak memberikan OTP kepada siapapun, everything is okey. Kamu juga bisa menelusuri jejak media sosial kamu di pengaturan, buka aja Setting & privacy - Activity Logs. Periksa satu persatu jejak digitalmu.

Keempat
Hubungi anak IT yang kamu kenal. Pokoknya apapun masalahnya datangi anak IT.
Kayaknya dia diciptakan berbarengan dengan diciptakannya masalah.


Tabik.