Data Pribadi yang Gak Pribadi-Pribadi Amat

 


Cangkeman.net - Jika kamu pernah bermasalah dengan akun sosial mediamu, misalkan posting random tanpa ijin dari kamu, mengirim pesan tanpa sepengetahuanmu atau hal-hal sejenis yang biasanya kita sebut dengan kena hack. Itu bukan berarti hacker atau orang yang mengambil alih akun kita, adalah orang yang jago dalam melakukan peretasan. Bisa jadi kamu lah yang tidak berhati-hati atau mungkin tidak tau cara mengamankan hal-hal pribadi yang ada pada dirimu. Atau bisa jadi, kamu sudah mengamankannya semaksimal mungkin, namun ada pihak yang kamu percaya mengelola datamu, lalu ia tidak becus dalam mengelolalanya.

Siapa pihak yang kamu percaya untuk mengelola datamu? Siapa lagi kalau bukan pemerintah!!!

Aduhhhh dikit-dikit kok salah pemerintah, dikit-dikit salah pemerintah sih... dasar kadrun!!!

Sekarang begini. Siapa yang mengetahui NIK, KK dan segala hal data-data pribadi yang kamu miliki? Yang jelas yang paling awal yah pemerintah. Baru kalau kamu mau mengajukan kredit, membuka rekening dsb, baru pihak Bank tau juga tentang datamu.

Pada saat peraturan pendaftaran nomor telephone yang harus menyertakan nama Ibu, NIK dan no KK, aku orang yang keberatan akan hal itu. Bukan tanpa sebab, menurutku ini harus ada dasar hukum yang melindungi data-data kita itu mau dikelola siapa dan untuk apa?

Kebanyakan orang nyinyir dan gak paham -udah gak paham, nyinyir- serta mencemoohku waktu itu dengan kata-kata "Emangnya lu siapa? data-data lu sepenting apa?"

Gini loh bos, kalau data kita sampai tiba pada orang yang salah, lalu digunakan untuk hal-hal yang kita tidak tau. Seperti misalnya identitas kita digunakan untuk mengajukan kredit. Kredit cair, orang lain yang nikmatin, kita yang bayar.

Pasti kalian pernah kan dapat sms penipuan atau penawaran pinjaman? Kamu kira yang ngirim sms itu tau nomor kamu secara acak? Yahhh enggak. Dia tau nomor kamu dari dua hal, kamu sendiri atau lembaga yang dipercaya pemerintah untuk mengelola data kamu.

Ingat kasus Denny Siregar dengan Telkomsel? Bisa-bisanya karyawan dari Terlkomsel menyebarkan data pelangannya seperti itu kan?

Atau kalau kalian mau coba, gini dah. Kalian daftar aplikasi pinjol atau pinjaman online atau bahasa kerennya fintech nih yahhh. Masukin nomor telephone kamu juga di sana, maka enggak lama setelah itu, kamu bakal dapat sms-sms dari orang tidak dikenal.

Tidak, perusahaan tempat kamu mendaftar pinjol tadi tidak membocorkan datamu. Tapi apa ada yang bisa menjamin karyawannya tidak bermain? Ada banyak kasus seperti ini masalahnya.

Terus apa urusannya sama pemerintah?

Di situlah pemerintah gagal menerapkan sistem atau aturan yang lebih ketat untuk perlindungan data warganya.

Coba, sudah berapa kali KTPmu di foto copy? Untuk keperluan apa saja? Larinya ke mana saja? Apa kamu tau kalau FC KTPmu itu digunakan untuk pencairan dana bansos misalnya? Atau untuk keperluan menjadi caleg? Kamu semua tidak peduli, dan Pemerintah apalagi.

Lagian kita juga enggak bisa terlalu banyak berharap terhadap pemerintah. Coba cek situs-situs pemerintah, bagaimana kemanannya? Cek coba di zone-h.org, itu situs yang berisi kumpulan situs yang terkena Defaca (dirubah tampilannya). Ada berapa situs pemerintah yang berhasil dijebol? Ribuan teman-teman, RIBUANN!!!!

Jadi, jangankan akun sosial mediamu. Data pribadimu yang paling dalam saja sebenarnya tak pernah benar-benar pribadi. Semuanya sudah kamu umbar sejak awal, lalu disebarkan lagi oleh pemerintah.....

Dan kaya gini kok ngomongin Silicon Valley dan Bukit Algoritma.... telek...